"Memiliki senjata nuklir tanpa mampu meyakinkan musuh Anda bahwa Anda siap menggunakannya adalah bunuh diri," tambah Karaganov.
Kegagalan untuk memiliki kebijakan pencegahan nuklir yang efektif akan menjerumuskan dunia ke dalam serangkaian perang yang pasti akan berubah menjadi perang nuklir dan Perang Dunia Ketiga.
Karaganov percaya, situasi itu dapat terjadi dalam rentang waktu beberapa tahun ke depan. Menurutnya, sebuah doktrin harus meyakinkan semua musuh saat ini dan masa depan bahwa Rusia siap menggunakan senjata nuklir.
Serangan lintas batas Ukraina ke Wilayah Kursk Rusia sesungguhnya situasi yang luar biasa, karena perbatasan Rusia secara mendadak berhasil dijebol pasukan Ukraina.
Ribuan tentara Ukraina berhasik masuk dan menduduki area cukup luas, dan hingga hari ini belum berhasi dikalahkan sepenuhnya oleh pasukan Rusia.
Serbuan pasukan Kiev ke Kursk adalah semacam kejutan bagi miiter Rusia, tapi sekaligus kesalahan strategi yang dijalankan Volodymir Zelenksy dan pembantunya.
Pemimpin militer Ukraina, Jenderal Aleksandr Syrksy menjelaskan ke stasiun televisi CNN, operasi ke Kursk adalah serangan preemtive karena Rusia hendak masuk ke Ukraina dari front tersebut.
Serangan dadakan itu juga dimaksudkan untuk menahan gempuran pasukan Rusia yang terus melaju di wilayah Donbass.
Diharapkan, masuknya pasukan Ukraina ke Kursk akan menarik berbagai grup militer Rusia dari Donbass guna menyelamatkan garis perbatasan Kursk.
Skenario itu mematikan Kiev, karena ribuan tentara Ukraina tewas atau tertangkap di Kursk, dan pasukan Rusia terus maju dan memperluas kontrolnya di Donbass.
Dalam sudut pandang Sergey Karaganov, serangan Ukraina ke Kursk seharusnya sudah memenuhi syarat untuk ditanggapi Rusia lewat serangan balasan nuklir.
Karaganov meminta Kremlin segera mengubah doktrin nuklirnya, sehingga musuh Rusia tidak meragukan apakah Rusia siap menggunakan persenjataan nuklirnya atau tidak dan kapan digunakan.
Presiden Rusia Vladimir Putin, walau dia seorang tokoh sangat kuat dan berkuasa, memiliki pertimbangan dan kehati-hatian tinggi menyikapi situasi ini.
Putin telah berulang kali menunjukkan posisi yang lebih terkendali dalam masalah ini.