Di balik ambisi yang tinggi ini, muncul pertanyaan krusial, apakah semua target dapat dicapai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan?
Salah satu kritik yang paling sering terdengar adalah mengenai kesiapan pemindahan ASN dan Presiden dan para pejabat negara pada tahun 2024, mengingat waktunya yang hanya tinggal 2 bulan serta banyaknya tantangan logistik dan infrastruktur di lapangan.
Data dari pemerintah menunjukkan bahwa KIKN direncanakan untuk menampung sekitar 500.000 penduduk pada tahap awal yang mencakup ASN, TNI, Polri dan fasilitas penting lainnya.
Namun, kenyataan di lapangan memperlihatkan bahwa pembangunan infrastruktur dasar seperti air bersih, energi, dan transportasi publik masih memerlukan waktu untuk benar-benar siap dan beroperasi optimal.
Mengingat skala dan kompleksitasnya, ada risiko bahwa target-target tersebut mungkin membutuhkan penyesuaian, terutama jika ditemui kendala teknis atau anggaran.
Selain itu, proses pemindahan ASN secara masif tidak semudah yang dibayangkan. Banyak ASN yang akan pindah ke IKN harus menghadapi tantangan adaptasi, baik dari segi lingkungan maupun fasilitas.
Fasilitas pendidikan, kesehatan, dan hunian masih perlu digenjot agar mampu memenuhi kebutuhan pegawai pemerintah beserta keluarganya. Mengingat waktu yang sempit, ada kekhawatiran bahwa terburu-burunya proses pemindahan dapat menurunkan kualitas hidup mereka di ibu kota baru.
Sementara itu, pernyataan Presiden RI Joko Widodo (saat masih menjabat) mengenai pemindahan ASN ke Ibu Kota Nusantara yang cenderung berubah-ubah telah menimbulkan reaksi beragam dari masyarakat.
Awalnya, pemerintah menargetkan pemindahan ASN dan penyelesaian fasilitas utama di IKN sebelum Agustus 2024, sehingga Presiden dan para menteri dapat merayakan Hari Kemerdekaan di ibu kota baru. Namun, belakangan, Jokowi menyampaikan bahwa pemindahan ini dapat ditunda jika fasilitas belum sepenuhnya siap, terutama pasokan air dan infrastruktur dasar lainnya.
Ketidakkonsistenan pernyataan ini menimbulkan kegaduhan dan ketidakpercayaan publik. Banyak pihak mempertanyakan kesiapan dan kelayakan pemindahan tersebut dalam waktu dekat, terutama karena beberapa target pembangunan yang sering mengalami penundaan dan kesulitan pendanaan.
Selain itu, kegagalan untuk memenuhi tenggat waktu juga dikhawatirkan akan mempengaruhi kredibilitas proyek IKN di mata masyarakat dan investor.
Ketidakjelasan dalam komunikasi terkait rencana pemindahan ini mencerminkan perlunya manajemen komunikasi yang lebih baik.
Proyek besar seperti IKN, yang melibatkan ribuan ASN dan anggaran negara yang sangat besar, membutuhkan kejelasan dan transparansi agar publik bisa tetap mendukungnya.
Urgensi dan Kesiapan Infrastruktur
Pemindahan ibu kota negara bukan sekadar memindahkan bangunan fisik, tetapi juga harus menjamin bahwa ibu kota baru siap sebagai kota yang tangguh dan berkelanjutan.