Rupiah Melemah, Bisa Ganggu Pengusaha
Pengusaha mengaku dilematis saat nilai tukar rupiah terhadap rupiah terus melemah. Hal ini tentu saja akan mengganggu kelangsungan usahanya.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha mengaku dilematis saat nilai tukar rupiah terhadap rupiah terus melemah. Hal ini tentu saja akan mengganggu kelangsungan usahanya.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, eksportir tentu saja untung karena dollar AS menguat sehingga mereka mampu menjual barang lebih banyak. Namun bagi importir, mereka tentu kesusahan karena memperoleh barang dengan harga mahal.
"Saya menyadari ini pilihan dilematis bagi pengusaha. Dari sisi ekspor baik, karena menjadi lebih menarik produk kita. Ekspor kita juga besar, makanya kebutuhan dollar AS juga besar. Tapi yang menjerit itu importirnya," kata Suryo saat ditemui dalam acara ramah tamah Indonesia Petroleum Association (IPA) di Hotel Dharmawangsa Jakarta, Rabu (17/7/2013) malam.
Meski rupiah melemah, Suryo menambahkan bahwa yang penting dalam dunia usaha adalah kestabilan usaha dan kepastian hukum dalam berinvestasi.
Apalagi dalam hal perekonomian, investor asing perlu kepercayaan bisnis baik dalam hal kepastian hukum atau kepastian menjaga moneter dan fiskalnya pemerintah.
Bagaimanapun, pelemahan rupiah ini juga akan menyebabkan perekonomian Indonesia sedikit merosot. Namun Suryo mengharapkan perekonomian Indonesia tetap bisa stabil karena ditopang oleh sisi investasi, selain daya konsumsi domestik yang juga besar.
"Tapi yang lebih penting ya kepastian, faktor kepercayaan asing terhadap perekonomian kita. Jangan sampai asing tidak percaya, terus hengkang," tambahnya.
Suryo mengharapkan agar pemerintah bisa menjaga volatilitas rupiah di level yang aman bagi kedua jenis pengusaha, baik eksportir maupun importir.
"Kita kan terbiasa di level Rp 9.500 per dollar AS. Harapannya bisa pulih demikian. Tapi ini kan kecenderungan cadangan devisa kita juga menurun. Ini yang sangat memprihatinkan," tambahnya.
Hingga 17 Juli 2013, nilai tukar rupiah berdasarkan kurs Jisdor Bank Indonesia berada di level Rp 10.040, melemah dibanding perdagangan sebelumnya di level Rp 10.036 per dollar AS. Dibanding sepekan sebelumnya, rupiah masih berada di level Rp 9.970 per dollar AS.