Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Semen Indonesia Catat Laba Rp 5,56 Triliun

Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatatkan pertumbuhan laba 5,56 triliun

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Semen Indonesia Catat Laba Rp 5,56 Triliun
Kontan/Daniel Prabowo
PT Semen Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA, - Perseroan Terbatas Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatatkan pertumbuhan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 3,6 persen pada 2014 menjadi Rp 5,56 triliun dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya Rp 5,37 triliun.

Direktur Utama Semen Indonesia Suparni, dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu, mengemukakan bahwa program efisiensi yang dijalankan serta konsistensi penerapan fokus strategi "revenue management" menjadi salah satu pendorong kinerja perseroan.

"Dengan upaya mendapatkan 'optimized revenue' dilakukan dengan fokus pada daerah-daerah pasar utama, pengembangan pasar potensial, serta sinergi grup membuat perseroan juga berhasil meningkatkan nilai pendapatan sebesar 10,1 persen mencapai Rp 27,0 triliun pada tahun 2014 dari nilai sebesar Rp 24,5 triliun pada tahun sebelumnya," paparnya.

Ia mengatakan bahwa hasil kinerja itu membuat kondisi fundamental perseroan tetap kukuh dengan "return on equity" (ROE) sebesar 23,2 persen dan return on Assets (ROA) sebesar 16,2 persen.

Sementara itu, tercatat posisi "debt to equity ratio" (DER) di akhir 2014 menjadi 16,3 persen dari sebesar 19,6 persen. Rasio liabilitas terhadap total aset menjadi 11,4 persen dari angka 13,3 persen pada tahun 2013 akibat penarikan fasilitas pinjaman dalam rangka ekspansi.

"Sekalipun mengalami peningkatan, rasio liabilitas tersebut masih berada pada batas yang sangat sehat dan menunjukan kemampuan keuangan perseroan yang kuat untuk mendukung implementasi rencana pengembangan pada masa yang akan datang," katanya.

Suparni mengemukakan bahwa pada tahun 2015 perseroan meyakini perekonomian Indonesia masih akan menghadapi tantangan di tingkat makro. Konsumsi domestik dan kegiatan investasi masih tetap menjadi kontributor utama dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Berita Rekomendasi

"Tekanan inflasi dan stabilitas nilai tukar belum ada titik terang yang membuat suku bunga rujukan masih akan tinggi. Sekalipun ada harapan dari realisasi proyek-proyek infrastruktur, dampaknya terhadap perbaikan ekonomi masih harus ditunggu," katanya.

Namun, lanjut dia, perseroan kini berada pada kondisi yang lebih siap. Selesainya program pemeliharaan dan program "upgrading" di tahun mendatang diharapkan membuat daya saing perusahaan meningkat, terlebih dengan telah selesainya realisasi pengembangan infrastruktur distribusi termasuk tambahan "packing plant" baru.

"Itu akan memberikan kesempatan untuk memenangkan persaingan dan mengisi peluang pertumbuhan," katanya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas