Tragedi QZ8501, CEO AirAsia: Saya Harus Belajar dari Kesalahan, Tapi Semua Harus Transparan
Tony mengatakan, belajar sesuatu dari tragedi QZ8501 itu pasti
Penulis: Sanusi
![Tragedi QZ8501, CEO AirAsia: Saya Harus Belajar dari Kesalahan, Tapi Semua Harus Transparan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/airasia_20150616_161959.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Tragedi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, beberapa waktu lalu meninggalkan kesan mendalam untuk Tony Fernandes, CEO AirAsia Group.
Tony mengatakan, belajar sesuatu dari tragedi QZ8501 itu pasti.
Namun yang terpenting yang harus digarisbawahi adalah transparansi. Pasalnya, hingga kini Tony sama sekali belum menerima laporan final dari Pemerintah Indonesia atau Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Saya harus belajar dari kesalahan. Tapi semua juga harus transparan. Sebab ini menyangkut dengan keluarga korban," ujar Tony di Paris Air Show, Le Bourget, Paris, Selasa (15/6/2015).
Tony menuturkan, AirAsia terus berusaha menjadi lebih baik lagi dari tahun ke tahun. Tapi itu semua tidak bisa dilakukan tanpa ada dukungan dari semua pihak termasuk pemerintah.
"Sebagai seorang pebisnis. Saya menyarankan agar pemerintah bisa memudahkan pebisnis berinvestasi di negaranya. Regulasi yang jelas juga dibutuhkan. Jangan sampai menyulitkan pebisnis yang akhirnya investor lari ke negara lain," katanya.
Tony memang memegang teguh komitmennya untuk terus membantu keluarga korban QZ8501. "Sampai saat saya masih terus kontak dengan sejumlah keluarga korban."
Saat ini, Indonesia AirAsia sudah memenuhi aturan kepemilikan pesawat yang tertera dalam Undang-undang Nomor 1 tentang penerbangan yaitu memiliki lima pesawat berstatus milik dan lima pesawat sewa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.