Ganti Baju, Jokowi Dikawal Ahok dan Para Menteri
Pada awalnya Presiden Jokowi mengenakan batik cokelat dengan celana berbahan hitam dan sepatu pantofel hitam
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo tiba di pelabuhan Tanjung Priok terminal penumpang, Jumat (11/12/2015). Kedatangan Jokowi disambut oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
Presiden Jokowi tiba bersama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Poernama (Ahok) dan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani sekitar pukul 16.00 WIB. Setelah tiba di terminal penumpang, Jokowi langsung ke ruang ganti baju.
Pada awalnya Presiden Jokowi mengenakan batik cokelat dengan celana berbahan hitam dan sepatu pantofel hitam mengkilat. Namun sesaat sebelum meninjau kapal angkut sapi ternak, mantan Walikota Solo itu berganti pakaian memakai kemeja putihnya yang khas, dan sepatu kets berwarna hitam.
Presiden Joko Widodo berganti pakaian kurang lebih lima menit. Selama menunggu ganti baju, Gubernur DKI Jakarta Ahok bersama Menteri Puan, Menteri Jonan, dan Menteri Amran menunggu diluar. Selain para menteri, hadir pula Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino dan Direktur PT Pelni Elfin Goentoro juga menunggu di luar ruang ganti Jokowi.
Kedatangan Presiden Joko Widodo di pelabuhan Tanjung Priok untuk memantau kapal pengangkutan ternak sapi dengan pelayaran perdana kapal ternak KM Camara Nusantara 1. Kapal tersebut berangkat pada Minggu tanggal 6 Desember 2015 pukul 01.00 WITA dari Pelabuhan Tenau Kupang NTT dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada hari Jum’at pagi, tanggal 11 Desember 2015.
Jumlah ternak yang dikirim menggunakan kapal ternak ini adalah sebanyak 353 ekor dengan jenis ternak sapi Bali jantan yang memiliki rata-rata bobot hidup 250 – 350 kg dan diperkirakan rata-rata produksi daging sapi per ekor adalah 125 kg. Kapal pengangkut ternak KM Camara Nusantara 1 yang memiliki 500 ruang untuk sapi dan memiliki standar Internasional akan terus dimanfaatkan untuk pengiriman ternak dari wilayah produsen ternak seperti NTT, NTB dan Jawa Timur ke daerah konsumsi yakni Jabodetabek.
Pengiriman sapi dari daerah produsen dengan memanfaatkan kapal angkut ternak atau pemanfaatan tol laut ke daerah konsumsi ini diharapkan dapat maksimal karena diyakini mampu menekan harga distribusi sapi.