Offshore Blok Masela Tak Ada Urusan dengan Tridaya Advisory
Perdebatan pengolahan Blok Masela antara Menteri ESDM dan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli masih ramai dibahas.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perdebatan pengolahan Blok Masela antara Menteri ESDM Sudirman Said dan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli masih ramai dibahas.
Kali ini isu yang muncul kajian offshore (Floating Liquefied Natural Gas/FLNG), yang ditumpangi oleh kepentingan politikus dari zaman orde baru, Kuntoro Mangkusubroto.
Kajian Blok Masela menghasilkan pilihan memakai FLNG, karena lebih hemat dari segi biaya dan pemasukan negara lebih banyak dibandingkan onshore yang memakai pipa.
Namun isunya berhembus Tridaya Advisory yang dimiliki Erry Riyana dan Kuntoro Mangkusubroto sebagai komisaris, ikut andil dalam kajian blok Lapangan Abadi tersebut.
Manajer Communication and Relation Inpex Usman Slamet menegaskan pihak yang mengkaji Blok Masela berasal dari peneliti bertaraf internasional yakni Poten and Partners.
Tim pengkaji Lapangan gas Abadi tersebut berasal dari Amerika Serikat.
"Ditunjuk konsultan Poten and Partners. Tugasnya mereka melakukan verifikasi konsep apa yang paling pas," tegas Usman kepada Tribunnews.com, Minggu (6/3/2016).
Usman menjelaskan jawaban dari kajian Poten and Partners adalah offshore memakai kilang di laut (FLNG).
Hasil tersebut bahkan sudah dibawa ke meja Presiden Joko Widodo, untuk selanjutnya akan diputuskan kembali.
"Hasil kajian mereka sesuai yang diusulkan investor adalah offshore," kata Usman.
Usman pun membantah bahwa kajian telah dilakukan Tridaya Advisory. Menurut Usman, tidak ada pihak lain selain Poten and Partners yang melakukan penelitian di Blok Masela.
"Nggak ada, nggak urusan itu (Tridaya Advisory)," bantah Usman.
Usman mengungkapkan perkembangan terakhir Inpex Masela masih menunggu keputusan pemerintah atas usulan revisi Plant Of Development 1.
Walaupun di 2010 Kementerian ESDM memutuskan Blok Masela berada di offshore, namun saat angka produksinya berubah di 2013, kajian pun dilakukan.
"Kami samgat berharap dapat segera diberikan keputusan," papar Usman.
Inpex Masela Ltd sebagai kontraktor dari Blok Masela ingin segera memulai tahapan berikutnya, yaitu front end engineering design. Tetapi hal tersebut harus menunggu keputusan dari orang nomor satu di republik ini.
"Kami siap untuk final investment decision di tahun 2018," kata Usman.