Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kiat Berinvestasi di Instrumen Reksa Dana Pendapatan Tetap

Pada prakteknya, ada reksa dana pendapatan tetap yang tidak membagikan dividen kepada pemegang unit penyertaan.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kiat Berinvestasi di Instrumen Reksa Dana Pendapatan Tetap
Bareksa
Berinvestasi pada reksadana pendapatan tetap tak kalah menguntungkan jika dibanding reksa dana jenis lain 

Jikahasil dividen berkalanya sesuai dengan harapan, investor juga bisa berinvestasi dalam jangka lebih lama.

Risiko utama dalam berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap adalah risiko fluktuasi harga, risiko likuiditas dan risiko gagal bayar. Dengan memahami risiko tersebut dapat membantu investor dalam memilih reksa dana pendapatan tetap.

Untuk meminimalkan risiko fluktuasi, investor perlu memahami cara kerja dari obligasi. Sesuai teori, jika inflasi naik, maka suku bunga akan naik.

Suku bunga naik maka harga obligasi akan turun. Sebaliknya jika inflasi rendah, maka suku bunga akan turun dan harga obligasi akan naik.

Tentu saja dalam jangka panjang, inflasi dan suku bunga akan naik dan turun mengikuti siklus ekonomi. Dengan memahami siklus tersebut investor bisa mengoptimalkan investasinya di reksa dana pendapatan tetap.

Dalam prakteknya manajer investasi juga berusaha meminimalkan risiko fluktuasi harga dengan cara mengkombinasikan obligasi pemerintah dengan obligasi korporasi yang harganya cenderung lebih stabil, atau pengaturan obligasi jangka panjang dengan obligasi jangka pendek yang risikonya cenderung lebih kecil.

Yang dimaksud dengan risiko likuiditas adalah risiko investor kesulitan untuk melakukan pencairan reksa dana. Pada reksa dana pendapatan tetap, risiko ini lebih besar dibandingkan reksa dana saham karena obligasi relatif lebih sulit diperjualbelikan dibandingkan saham.

Berita Rekomendasi

Untuk meminimalkan risiko likuiditas, investor perlu memperhatikan obligasi yang menjadi portofolio reksa dana. Obligasi pemerintah memiliki karakteristik harganya lebih fluktuatif tapi relatif lebih mudah dijual.

Sementara itu, obligasi korporasi harganya relatif lebih stabil tapi lebih sulit untuk dijual. Komposisi obligasi korporasi yang lebih besar bisa menyebabkan reksa dana pendapatan tetap memiliki risiko likuiditas yang lebih tinggi.

Risiko gagal bayar adalah risiko perusahaan penerbit obligasi tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran kupon dan pokok hutangnya.

Umumnya risiko ini hanya terdapat obligasi korporasi karena obligasi pemerintah diasumsikan tidak mungkin gagal bayar. Risiko gagal bayar obligasi bisa dilihat dari ratingnya. Semakin tinggi rating, maka semakin baik kualitas suatu perusahaan sehingga semakin kecil pula risiko gagal bayarnya.

Demikian artikel ini, semoga dapat membantu anda dalam memilih reksa dana pendapatan tetap.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas