Mada Karipura, Pencipta Perangkat 'Jari Jemari Buta' Untuk Membantu Tuna Netra
Awalnya, Mada mengembangkan perangkat ini dengan tujuan untuk membantu aktivitas para manula yang mengalami keterbatasan gerak
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kebutaan, yang juga dikenal sebagai gangguan atau kehilangan penglihatan, adalah penurunan kemampuan untuk melihat pada tingkat yang menyebabkan masalah tersebut tidak bisa diperbaiki dengan cara yang biasa, seperti dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak.
Berdasarkan estimasi dari Kementerian Kesehatan RI, jumlah kebutaan di Indonesia adalah 1,5% dari populasi yang ada, berarti ada sekitar 3,6 juta orang Indonesia yang mengalami gangguan penglihatan atau kebutaan.
Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat iniada 285 juta orang tunanetra di seluruh dunia. Ini merupakan jumlah yang banyak, yang bisa memperoleh manfaat dari hadirnya teknologi pintar sebagai solusi kebutaan.
Ada banyak usaha dan penelitian sedang dilakukan untuk menemukan cara-cara untuk memperbaiki kehidupan bagi orang-orang sebagian berpandangan dan buta.
Perangkat yang bisa membaca dan mengenali bisa membuat smartphone, tablet, kacamata pintar dan perangkat sensor menjadi alat bantu yang sangat diperlukan bagi tunanetra.
”Jari Jemari Buta” untuk membantu aktivitas penyandang tuna netra, Mada Karipura lulusan SMA Negeri 2 Batu, Malang, Jawa Timur telah mengembangkan prototipe perangkat yang dapat membantu aktivitas orang dengan gangguan atau kehilangan penglihatan.
Awalnya, Mada mengembangkan perangkat ini dengan tujuan untuk membantu aktivitas para manula yang mengalami keterbatasan gerak seperti neneknya sendiri.
”Setelah beberapa kali percobaan dan atas usulan dari berbagai pihak, saya menyadari bahwa perangkat tersebut akan lebih bermanfaat jika dikembangkan untuk membantu aktivitas bagi para tuna netra. Perangkat ini kemudian dinamakan ”Jari Jemari Buta” karena berbentuk seperti jari-jari tangan dan dipasang pada jari-jari tangan penggunanya,” jelas Mada.
Perangkat ”Jari Jemari Buta” yang berbasiskan teknologi mikro kontroler Intel memiliki 5 macam sensor, yaitu sensor cahaya, sensor ultrasonik, sensor karbon, sensor suhu dan sensor gerak (gear). Kelima sensor tersebut menggunakan fungsi sensor dari mikro kontroler Intel yang memang sudah dilengkapi dengan bermacam-macam fungsi sensor.
”Jari Jemari Buta” dengan 5 fungsi sensor berbasis mikro kontroler Intel
Kelima sensor yang ada pada perangkat ”Jari Jemari Buta” memiliki fungsi masing-masing. Sensor cahaya untuk mengetahui gelap atau terang, sensor ultrasonik untuk mengetahui jarak jika pengguna mendekati benda-benda tertentu, sensor karbon untuk mengetahui jika ada asap atau api, sensor suhu untuk mengetahui suhu ruangan, dan sensor gerak untuk mengetahui jika ada pergerakan di sekitar penggunanya.
Kelima sensor tersebut akan mendeteksi sesuai fungsinya masing-masing dan akan memberikan notifikasi kepada penggunanya berupa suara, sehingga tuna netra yang menggunakan perangkat ini akan mengetahui jika ada asap atau api, atau pengguna mendekati benda-benda tertentu, atau ada orang yang mendekati pengguna, atau suhu ruangan melebihi suhu yang semestinya.
”Perangkat ”Jari Jemari Buta” ini sudah diujicobakan kepada penyandang tuna netra dan mendapatkan respon yang bagus dari mereka. Perangkat ini masih akan terus dikembangkan lagi agar fungsinya lebih maksimal dan bentuknya lebih praktis,” jelas Mada.
Perangkat yang berhasil mengantarkan Mada Karipura menjadi Juara 1 pada Intel Innovation Fair 2016 ini, dikembangkan Mada dengan menggunakan mikro kontroler dari Intel karena modul Intel memiliki fungsi-fungsi yang lebih lengkap, jika dibandingkan dengan module mikro kontroler yang lain, termasuk adanya fungsi bluetooth.
Intel telah berada di garis terdepan inovasi baik lokal maupun global
Harry K. Nugraha, Country Manager Intel Indonesia sangat mengapresiasi inovasi ”Jari Jemari Buta” yang dikembangkan oleh Mada Karipura yang baru lulus dari SMA. Intel mendukung semangat generasi muda dalam mempelajari Science, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM)untuk menghadapi ekonomiglobal dan masa depan dunia.
"Intel telah berada di garis depan inovasi baik lokal maupun global, dan kami berkomitmen untuk terusmeningkatkan pendidikan di Indonesia melalui partisipasi aktif dalam program-program edukasi,serta memberikan akses teknologi yang memungkinkan munculnya inovator masa depan, seperti Mada Karipura dengan karya inovatifnya ”Jari Jemari Buta” yang membantu aktivitas penyandang tuna netra dengan memanfaatkan teknologi Intel," kata Harry.
Intel sendiri memiliki beberapa tipe papan mikro kontroler berbasis arsitektur Intel x86 yang dirancang khusus untuk para pembuat, siswa, pendidik, dan penggemar elektronik. Papan Intel Galileo, Edison dan yang terbaru, Intel Genuino adalah beberapa pilihan untuk para pengembang aplikasi dan pembuat yang mudah penggunaanya dengan perangkat keras, sepenuhnya open-source dan ramah dengan perangkat lunak untuk fungsi komputasi canggih yang bermanfaat untuk pegembangan alat atau perangkat yang berguna dalam kehidupan manusia.