Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

40 Persen Pendapatan Tol Jagorawi Disekuritisasi, Jasa Marga Pastikan Cash Flow Masih Aman

"Yang kita jual di sekuritisasi aset Jasa Marga adalah future revenue. Pendapatan diterima di muka," ujar Donny Arsal

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in 40 Persen Pendapatan Tol Jagorawi Disekuritisasi, Jasa Marga Pastikan Cash Flow Masih Aman
Alex Suban/Alex Suban
Sejumlah kendaraan roda empat antre di Gerbang Tol Cililitan di ruas jalan tol Jagorawi, Jakarta Timur, Selasa (5/9/2017). 

"Dalam sekuritisasi ini Jasa Marga tetap jadi collection manager, tetap jadi pengelola," katanya.

Donny menambahkan, sekuritisasi oleh Jasa Marga ini merupakan instrumen sekuritisasi pertama di Indonesia yang bisa ditawarkan ke pasar.
Pembelinya amat beragam, berasal dari banyak kalangan dan saat ditawarkan sempat oversubscribe hingga 5 kali.

Donny juga memaparkan, Jasa Marga saat ini memiliki 13 ruas tol di level holding yang merupakan konsesi lama yang diberikan Pemerintah kepada Jasa Marga sejak 2004.

Beberapa diantaranya adalah ruas jalan tol Jagorawi, jalan tol dalam kota, JORR dan jalan tol Purbaleunyi.

"Selama ini, jalan tol-jalan tol inilah yang memberikan revenue dan EBITDA. Aset ini jadi dasar equity kita untuk membangun ruas tol baru," sebut Donny Arsal.

Saat ini dan ke depan akan ada 18 ruas tol baru yang akan Jasa Marga bangun. Dari jumlah itu, dua diantaranya sudah beroperasi, yakni jalan tol Bali Mandara dan satu ruas tol di Jakarta yang dikelola oleh dua anak usaha Jasa Marga.

"Sebanyak 16 ruas jalan tol sisanya, tahun 2019 kita harapkan sudah terbangun. Untuk membiayainya, kalau hanya mengandalkan kemampuan internal kita tak mampu bangun 210 km ruas tol baru per tahun. Karena itu perlu banyak akrobat yang harus kita lakukan tapi tetap dalam koridor aman," sebutnya.

BERITA TERKAIT

Dalam 3 tahun ke depan Jasa Marga memerlukan dukungan pendanaan sekitar Rp 71 triliun untuk membangun ruas tol baru.

"Kebutuhan dana yang begitu besar ini tak sejalan dengan kemampuan kita men-generate income yang setiap tahun tumbuh 10 persen. Ini yang kita siasati agar terus berjalan," ungkapnya.

"Historical bisnis jalan tol itu, lima tahun pertama masih harus nomboki karena pendapatan jalan tol belum tertutupi. Break event butuh 10 tahun. Jadi puasanya sampai 10 tahun. Sementara, kita tak bisa mengandalkan ruas tol baru untuk biayai pembangunan jalan tol baru. Harvest period ada di masa konsesi setelahnya," lanjut Donny Arsal.

Rata rata project jalan tol Jasa Marga punya masa konsesi 35 sampai 40 tahun.

Penulis: Choirul Arifin

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas