CEO Sogo Indonesia : Penutupan Gerai Sebagai Salah Satu Strategi
CEO Sogo Indonesia Handaka Santoso mengungkapkan alasan penutupan sejumlah gerai di bawah PT Mitra Adiperkasa Tbk
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO Sogo Indonesia Handaka Santoso mengungkapkan alasan penutupan sejumlah gerai di bawah PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) seperti Lotus dan Debenhams.
"Kita tahu Lotus tutup, tapi nanti 5 November 2017 akan buka Sogo, jadi ini strategi bisnis supaya performa (keuangan) bagus untuk induk kami, dan kami mementingkan penjualan," tutur Handaka, Jakarta, Rabu (1/11/2017).
Menurutnya, dalam menjalankan roda bisnis diperlukan strategi untuk menciptakan pertumbuhan penjualan yang akan berimbas pada keuntungan, dengan kata lain gerai tidak menguntungkan maka akan ditutup.
"Dalam bisnis itu hal yang lumrah, kalau tidak menghasilkan kita tutup, kita buka yang menghasilkan, kita membutuhkan pertumbuhan sales dan profit," ujarnya.
Baca: Pusing Hotel Alexis Tutup, Karyawan Ini Pilih Pulang Kampung
Handaka menjelaskan, dalam menjual produk secara offline diperlukan inovasi yang membuat pengunjung menjadi nyaman dan tertarik datang, misalnya penyajian produk, menyediakan tempat untuk perawatan tubuh untuk wanita dan pria.
"Jadi ada barbershopnya, ibu-ibunya belanja bapaknya bisa ke barbershop, kenyamanan ini kita sediakan terus menerus. Kami pun sediakan member yang memberikan poin, diskon, dan hadiah," paparnya.
Selain itu, Sogo pun melakukan selangkah lebih maju dibandingkan perusahaan yang menjual produknya secara online.
Dimana, produk Sogo dapat dibeli secara online dan mengambil barangnya bisa di Sogo terdekat.
"Misalnya mau kondangan di Hotel Mulia, dia bisa beli secara online dan ambil bajunya bisa di Sogo Plaza Senayan, jadi bisa langsung kondangan," ucapnya.
Mengutip laporan keuangan PT Mitra Adiperkasa Tbk, keuntungan perseroan hingga kuartal III 2019 mencapai Rp 248,49 miliar, naik dua kali lipat dibandingkan periode yang tahun sebelumnya Rp 120,29 miliar.
Pendapatan perseroan meningkat jadi Rp 11,68 triliun dari sebelumnya Rp 10,29 triliun, yang terdorong dari kuatnya penjualan eceran dan grosir senilai Rp 10,77 triliun atau 92,25 persen dari total pendapatan bersih perseroan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.