Jumlah Turis yang Batal ke Lombok Masih Dihitung
Sempat beredar kabar miring yang menyebut gempa di Lombok terindikasi tsunami.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Sugeng Adji Soenarso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasca gempa Lombok, Abdul Hadi Faishal. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat mengakui bila kondisi tiga gili di Lombok cenderung pasif dari kedatangan turis.
Apalagi sempat beredar kabar miring yang menyebut gempa di Lombok terindikasi tsunami.
Belum lagi, kejadian gempa anyar yang baru-baru ini berlangsung membuat banyak turis yang melakukan eksodus.
"Gempa yang terjadi terakhir ini memang ada efeknya. Karena banyak karyawan yang tidak full bekerja dan hanya sebagian kamar hotel saja yang bisa menerima tamu," katanya ke KONTAN.
Efek gempa Lombok memang berpengaruh signifikan terhadap kunjungan turis asing termasuk pelancong lokal. Seperti turis asal Malaysia.
Baca: XL Axiata Ujicoba Layanan 5G di Jakarta
Namun ia belum bisa memastikan berapa jumlah turis yang batal berkunjung ke daerah tersebut.
"Kami masih dalam proses penghitungan," tandasnya sambil menyebut hingga kini masih ada beberapa hotel yang menerima pembatalan reservasi.
Begitu pula dengan proyeksi kerugian, Hadi menyebutkan belum dapat memberikan update terkini terkait kerusakan yang terjadi.
"Kami masih menggunakan data lama yaitu di atas Rp 100 miliar. Karena menurut kami datanya setidaknya mendekati angka aslinya," tuturnya.
Sedangkan untuk target yang diberikan dari Kementerian Pariwisata yakni sebanyak empat juta turis asing pada tahun ini, ia sebut kondisi masih fifity-fifty.
Mulai September nanti, ia proyeksi bakal ada kedatangan turis asing lagi ke Lombok. Ia pun berharap, kondisi low season di periode September nanti bisa berubah menjadi high season.
Salah satu upaya adalah dengan memanfaatkan momen Asian Games 2018 yang tengah berlangsung.
Dengan menggaet penonton atau peserta di ajang tersebut berkunjung ke Lombok.