Waspada, Harga Batubara di Pasar Dunia Kian Tertekan Oleh Perlambatan Ekonomi Global
"Pembukaan pasar impor batubara India, permintaan dari Vietnam, China, bisa saja menjadi katalis. Namun, belum terlalu positif"
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sinyal perlambatan ekonomi global turut menekan harga batubara pada perdagangan Jumat (8/3/2019).
Mengutip Bloomberg, pukul 19:00 WIB, harga batubara di bursa ICE New Castle kontrak Maret 2019, terpantau berada di level US$ 95,90 per metrik ton. Angka ini merosot 1,74% dari posisi sebelumnya di level US$ 97,60 per metrik ton.
Dalam sepekan, peharga batubara terkoreksi 1,13% dengan titik tertinggi di harga US$ 98,15 per metrik ton pada Senin (4/3/2019) dan titik terendah pada hari ini, Jumat (8/3/2019).
Deddy Yusuf Siregar, analis Asia Tradepoint Futures menuturkan, proyek negara kawasan Eropa untuk mengurangi emisi turut memberi pengaruh signifikan pada permintaan batubara.
Hal ini bisa dilihat dari penutupan salah satu dari lima pembangkit listrik berbahan dasar batubara di Belanda.
Baca: Bertemu di Bandara, Ashanty Abadikan Momen Saat Luna Maya Peluk Erat Sosok Ini: Alaaaaaah
Belanda menargetkan tidak lagi menggunakan batubara sebagai sumber energi dan bahan utama pembangkit listrik pada 2030 mendatang. Hal ini seperti tercantum dalam kesepatan koalisi partai pemenang Pemilu 2017.
"Tak hanya Belanda, ini pula terjadi di Inggris sebagai cara untuk melanjutkan kampanye perlindungan iklim usai Perjanjian Paris 2015 silam," jelas Deddy.
Perlambatan ekonomi yang menerjang, khususnya perekonomian China, juga mempengaruhi produksi dan permintaan batubara global. Sehingga pasar batubara saat ini memiliki suplai terbatas.
Selanjutnya, pernyataan bernada dovish dari Gubernur Bank Sentral Eropa (Europe Central Bank, ECB), Mario Draghi yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dari 1,9% ke level 1,1%. Hal ini makin nyata menunjukan perlambatan ekonomi juga mempengaruhi negara-negara di kawasan lain.
Hal memprihatinkan juga datang dari keadaan ekonomi Inggris yang menurun karena masih berlarut pada masalah Brexit.
Dari sini, Deddy melihat cukup sulit melihat harga batubara bisa terdorong naik kembali dalam jangka pendek.
Baca: Jika Harus Memilih, Mahathir Mohamad Mengaku Condong ke China Ketimbang AS
"Pembukaan pasar impor batubara India, permintaan dari Vietnam, China, bisa saja menjadi katalis. Namun, belum terlalu positif," terangnya.
Secara teknikal harga batubara saat ini berada di bawah MA 50,100, 200. Sementara stochastic di level 56 yang menandakan potensi menguat. RSI di area 47, yang cenderung melemah. Lalu, MACD berada di area positif. Aksi sell menjadi rekomendasi.
Baca: Berlimpah Fitur Keselamatan dan Keamanan, Almaz Lebih Kompetitif di Segmen SUV 5-Seaters
Sementara untuk pergerakan harga di hari Senin, Deddy meramal harga batubara bergerak di rentang US$ 95,10 per metrik ton-US$ 96,00 per metrik ton.
Sedangkan untuk sepekan ke depan, harga batubara diproyeksi bergerak di rentang US$ 94,30 per metrik ton-US$ 96,90 per metrik ton.
Reporter: Amalia Fitri
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Harga batubara dunia ikut tertekan perlambatan ekonomi global