Pesawatnya Retak, Garuda Pertimbangkan Minta Kompensasi ke Boeing
Ari Askhara mengatakan tengah mempertimbangkan untuk minta kompensasi kepada produsen pesawat tersebut, yakni Boeing.co.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
![Pesawatnya Retak, Garuda Pertimbangkan Minta Kompensasi ke Boeing](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bmw-indonesia-berkolaborasi-dengan-garuda-indonesia_20191015_000200.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maskapai Garuda Indonesia mengatakan telah mengkandangkan atau grounded satu armada jenis Boeing 737 yang mengalami keretakan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara mengatakan tengah mempertimbangkan untuk minta kompensasi kepada produsen pesawat tersebut, yakni Boeing.co.
"Itu (kompensasi) sedang kita pertimbangkan," kata Ari Askhara saat ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Menurut dia, temuan bahwa adanya kerusaka tersebut justru menunjukan manajemennya memiliki kompetensi, serta memperhatikan keselamatan penerbangan. Ari menegaskan kembali bahwa satu armada yang retak itu sudah dikandangkan.
"Yang crack sudah kita grounded justru menunjukan Garuda manajemennya bagus karena bisa menemukan itu. Kita yakin sesuai dengan ininya (prosedurnya)," jelas dia.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan pemeriksaan terhadap pesawat Boeing 737 New Generation (NG).
Baca: Pesawat Dinilai Tak Safety, Garuda Indonesia Emoh Pasang Logo di Perut Sriwijaya Air
Pemeriksaan ini merupakan tindak lanjut implementasi DGCA Indonesia Airworthiness Directives (AD) nomor 19-10-003 dan FAA Airworthiness Directives Nomor 2019-20-02 terhadap pesawat Boeing B737NG (Boeing 737 New Generation) perihal Unsafe Condition dimana AD ini dipicu oleh laporan retak yang ditemukan pada frame fitting outboard chords and failsafe straps adjacent to the stringer S-18A straps yang dapat mengakibatkan kegagalan Principal Structural Element (PSE) untuk mempertahankan batas beban.
Kondisi ini dapat mempengaruhi integritas struktural pesawat dan mengakibatkan hilangnya kontrol pesawat.
Hasilnya, terdapat retak pada salah satu dari 3 pesawat Boeing 737 NG milik Garuda Indonesia yang berumur melebihi 30.000 FCN dan terdapat crack pada 2 pesawat Boeing 737 NG milik Sriwijaya Air dari 5 pesawat yang berumur lebih dari 30.000 FCN
Sementara VP Corporate Secretary Garuda Indonesia M. Ikhsan Rosan menyatakan, Garuda Indonesia telah mengkandangkan atau grounded satu armada B737-800NG yang diduga mengalami retakan pada pickle fork pesawat sejak 5 Oktober 2019 lalu.
Pemeriksaan itu dilakukan khususnya untuk pesawat yang telah mencapai 30 ribu siklus terbang (flight cycle).
Dari pemeriksaan tersebut, Iksan menjelaskan bahwa ada tiga unit Boeing NG milik Garuda Indonesia yang sudah mencapai flight cycle 30.000.
Adapun, kata dia, mayoritas pesawat Boeing Seri NG yang dioperasikan Garuda Indonesia masih tergolong baru, sehingga banyak yang belum mencapai angka flight cycle tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.