Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

PLN: Masa Depan PLTA Bergantung Lingkungan

Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in PLN: Masa Depan PLTA Bergantung Lingkungan
TRIBUNNEWS.COM/REYNAS
Power House PLTA Kracak 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tetap mempertahankan keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebagai sumber energi yang ditemukan pertama di dunia.

Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air.

Ketahuilah bahwa masa depan PLTA sangat bergantung dari kepedulian hidup masyarakat di sumber bendungan (hulu) hingga power house (hilir).

Engineering Manager PT Indonesia Power UP, Harpendi Subardjo menjelaskan faktor lingkungan menjadi fondasi keberlangsungan PLTA dan juga untuk menopang kehidupan masyarakat di dataran rendah.

Baca: PLTA Kracak, Warisan Penjajah Belanda yang Masih Beroperasi

Menurutnya, masyarakat di dataran tinggi kerap tidak peduli terhadap serapan air, bahkan kualitas air bendungan sudah tidak jernih.

"Pada saat musim kering airnya hilang lantaran daya resapnya tidak ada, tapi saat musim hujan, airnya over capacity sampai berpotensi menimbulkan bencana," ujar Harpendi.

BERITA TERKAIT

Ia menjelaskan sepanjang musim kemarau ini produksi listrik PLTA Kracak di Desa Leuwiliang, Kabupaten Bogor menurun karena keterbatasan kubik air di bendungan.

"Biasanya PLTA Kracak biasa menghasilkan 750 MW, saat ini hanya 300-350 MW," sambungnya.

Harpendi menilai PLTA bisa terus maju selama sikap masyarakat turut serta dalam mempertahankan pembangkit yang ramah lingkungan.

Operator Indonesia Power UP Saguling PLTA Kracak, Rinaldi menjelaskan sepanjang musim kemarau hanya satu unit turbin yang beroperasi menghasilkan listrik.

Itu karena debit air yang yang dihasilkan tidak besar dibanding saat musim hujan.

"Kalau musim hujan, unit justru harus menyala semua karena volume dari bendungan ke hilir," ucapnya.

Perlu diketahui, Pemerintah pusat berencana membangun PLTA Sungai Kayan di Kalimantan Utara yang nantinya turut mendukung pasokan listrik ke ibu kota baru.

PLTA di Sungai Kayan akan dibangun sebanyak lima bendungan.

Bendungan pertama menghasilkan 900 megawat, bendungan kedua 1.200 megawat, bendungan ketiga dan keempat itu 1.800 megawat lalu bendungan kelima 3.200 megawat.

Sehingga jumlah keseluruhan itu 9.000 megawat.

Pembangunan mega proyek ini sudah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2018, sehingga secara periodik tentu akan dilaporkan kepada Presiden RI perkembangannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas