Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pelaku Pasar Harap-harap Cemas Jelang Damai Dagang Awal Desember

Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington dan Beijing berada dalam 'pergolakan akhir' perundingan

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Pelaku Pasar Harap-harap Cemas Jelang Damai Dagang Awal Desember
ISTIMEWA
ILUSTRASI 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pekan depan atau awal Desember ini pelaku pasar masih harap-harap cemas menanti jelang kejelasan damai perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington dan Beijing berada dalam 'pergolakan akhir' perundingan untuk mengamankan kesepakatan perdagangan.

"Trump juga menyatakan dukungan pemerintahannya bagi demonstran di Hong Kong menjadi masalah yang sangat sulit bagi China saat ini," ujarnya di Jakarta, Minggu (1/12/2019).

Baca: Kenapa Donald Trump Sangat Mencampuri Urusan Hong Kong?

Menurutnya, optimisme besar pada awal pekan depan menyusul pernyataan Trump dan perwakilan China, dimana Kementerian Perdagangan China mengatakan negosiator kedua negara mencapai konsensus terkait penyelesaian masalah inti.

"China sepakat untuk tetap berhubungan untuk menyelesaikan perjanjian fase pertama. Saat ini pasar punya harapan besar akan negosiasi yang lancar antara China dan AS," katanya.

Kendati demikian, Hans mengungkapkan, pasar menjadi kawatir kerena semakin dekatnya waktu karena Washington menjadwalkan untuk mengenakan tarif lebih besar pada barang-barang China pada 15 Desember nanti.

BERITA REKOMENDASI

"Bila tidak terjadi kesepakatan dan terjadi kenaikan tarif maka pasar akan merespon dengan negatif," tuturnya.

Sementara itu, ia menambahkan, masalah dukungan AS untuk demonstrasi di Hong Kong masih akan menjadi perhatian pelaku pasar pekan depan.

Seperti diketahui bersama pekan lalu Presiden Donald Trump telah menandatangani dua Undang-undang yang mendukung para demonstran di Hong Kong.

Hal ini telah memicu kemarahan China dimana Kementerian Luar Negeri China kemudian mengecam, dan mengancam akan membalas tindakan tersebut.

"Situasi ini diperkirakan dapat merusak harapan akan tercapainya kesepakatan dagang fase pertama AS dan China," pungkas Hans.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas