Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Minta Kejelasan Pembayaran Klaim, 15 Korban Jiwasraya Datangi Kantor Erick Thohir

Para korban kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mendatangi kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
zoom-in Minta Kejelasan Pembayaran Klaim, 15 Korban Jiwasraya Datangi Kantor Erick Thohir
Ria Anatasia
Korban kasus gagal bayar Jiwasraya, Haresh Nandwani saat mendatangi kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (17/12/2019) 

Hexana menjelaskan sejauh ini aset yang dimiliki oleh Jiwsraya menyusut menjadi Rp 2 triliun dimana sebelumnya ada Rp 25 triliun. Sehingga tidak mungkin dipaksakan melunasi pembayaran.

"Dan saat ini aset yang tersedia tidak bisa diandalkan untuk itu. Ada beberapa inisiatif dan saya enggak bisa detailkan sekarang," jelasnya.

Lebih lanjut, Hexana menyebut sejauh ini untuk menyelesaikan pembayaran ini perlu ada coorporate action yang harus dialakukan secara hati-hati.

Cekal Direksi

Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Aria Bima meminta penegak hukum dan pemerintah mencekal jajaran direksi asuransi Jiwasraya periode 2013-2019.

Aria menilai para direksi Jiwasraya periode itu ikut bertanggung jawab terhadap permasalahan tunggakan klaim nasabah.

Selain mencekal direksi tersebut, DPR juga merekomendasikan penyelesaian tunggakan lewat jalur hukum.

Baca: Jiwasraya Tak Bisa Lunasi Pembayaran hingga Desember Ini

Baca: Andre Rosiade Bandingkan Skandal Jiwasraya dengan Kasus Bank Century

Baca: DPR Akan Panggil Sri Mulyani, Erick Thohir Hingga OJK soal Kasus Jiwasraya

Baca: Legislator PDIP Usul Dibentuk Pansus Selesaikan Masalah Asuransi Jiwasraya

Berita Rekomendasi

"Komisi VI DPR RI meminta penyelesaian permasalahan polis bancassurance nasabah PT Asuransi Jiwasraya lewat penegakan hukum tetep dijalankan dimulai dengan melakukan pencekalan terhadap direksi PT Asuransi Jiwasraya periode 2013-2018," ucap Aria di Ruang Rapat Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta, Senin (16/12/2019).

Sementara itu, anggota Komisi VI dari fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Daeng Muhammad mendukung pencekalan kepada direksi lama sampai kasus Jiwasraya selesai.

Daeng juga mempertanyakan keputusan direksi menjual produk asuransi berbasis investasi yang ditawarkan lewat kemitraan dengan bank berisiko tinggi kepada nasabah.

Padahal putusan pembentukan portofolio produk tentunya telah diputuskan melalui rapat bersama jajaran direksi.

"Pertanyaan besarnya ada apa produk bermasalah dijual untuk menarik uang nasabah. Komisi VI harus memperdalam menjadi rekomendasi bukan hanya penyelamatan uang nasabah tapi juga rekomendasi pelaku pencurian di Jiwasraya," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas