Menkominfo Sebut Indonesia Butuh 600 Ribu Talenta Digital Per Tahun
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate berkomitmen mengejar ketertinggalan dalam bidang talenta digital.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
![Menkominfo Sebut Indonesia Butuh 600 Ribu Talenta Digital Per Tahun](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/johnny-g-plate-nihye6.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate berkomitmen mengejar ketertinggalan dalam bidang talenta digital.
Targetnya, Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital pada 2035.
“Artinya setiap tahun dibutuhkan sekitar 600 ribu talenta digital berdasarkan laporan yang saya terima,” kata Johnny, Selasa (17/12/2019).
Untuk itu, Kominfo memberikan beasiswa pelatihan melalui program Digital Talent Scholarship (DTS) 2020 sebanyak 60 ribu peserta.
Baca: Menkominfo Akan Kejar Pajak Netflix di Indonesia
Menurut Johnny, mereka disiapkan guna melatih dan menyiapkan talenta digital yang kompeten di era industri 4.0 itu, sebanyak 88 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia terlibat aktif sebagai mitra penyelenggara.
“Kominfo melakukan (DTS) sebagai stimulan,” jelas dia.
Pada tahun ini, Program DTS memberikan beasiswa kepada 26.000 orang.
Peserta terbagi ke dalam 4 jenis akademi yakni Fresh Graduate Academy (FGA), Vocational School Graduate Academy (VSGA), Coding Teacher Academy (CTA), dan Online Academy (OA).
Setiap peserta dibekali technical skill serta soft skill untuk menunjang perkembangan karier.
Program DTS 2019 juga membantu peserta mencari kerja melalui coaching clinic dan platform Simonas Kominfo yang telah dimanfaatkan oleh setidaknya 90 perusahaan nasional untuk menyerap lulusan DTS.
Empat akademi akan dipertahankan, ditambah dengan Thematic Academy dan Regional Development Academy.
Dua akademi terakhir merupakan upaya memberikan perhatian lebih besar pada kaum difabel, masyarakat di daerah terluar, terdepan, tertinggal (3T), maupun masyarakat di berbagai kawasan prioritas pembangunan.
“Program DTS bukan sekadar program biasa. Program itu mendapatkan dukungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementerian Riset dan Teknologi. Ada juga peran perusahaan telekomunikasi dan TIK global, lokal dan startup digital,” tutur Johnny.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.