Tembus Pasar Timteng, Dua Ribu Liter VCO Konawe Selatan Diekspor ke UEA
VCO yang diekspor sebesar 2.000 liter berupa kemasan botol kecil untuk konsumsi rumah tangga di pasar UEA
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar menggembirakan di dunia usaha di tengah pandemi covid-19 datang dari Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.
Satu di antara produk olahan kelapa berupa virgin coconut oil (VCO) atau minyak kelapa murni dari wilayah tersebut menembus pasar Timur Tengah.
Produk VCO tersebut berasal dari petani kelapa di kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara dan dilakukan pengolahan oleh pelaku usaha perkebunan yaitu Koperasi Serba Usaha (KSU) Indo Nilkaz di Kota Kendari.
Ketua KSU tersebut, Rohadianto mengatakan ekspor produk itu dikirim untuk pasar Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).
Menurutnya, VCO yang diekspor sebesar 2.000 liter berupa kemasan botol kecil untuk konsumsi rumah tangga di pasar UEA melalui beberapa tahapan pengiriman.
Dia menyebut, permintaan produk ini di pasar ekspor akan cukup tinggi.
"Apalagi ke depan, kebutuhan VCO ini sangat besar terutama pasar Timur Tengah di tengah pandemic karena diketahui berdasarkan beberapa ekspose penelitian, bahwa VCO baik untuk kesehatan terutama memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penyakit degeneratif," katanya.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Dedi Junedi, menyampaikan apresiasi atas upaya petani kelapa di Konawe Selatan dan KSU Indo Nilkaz dalam mencari peluang dan membuka pasar ekspor ditengah pandemic ini.
Apalagi KSU Indo Nilkaz ini terlibat aktif dalam sejumlah kesepakatan kerjasama kemitraan pemasaran produk kelapa di Sulawesi tenggara yang difasilitasi Ditjen.
Perkebunan pada peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) di Kendari, Sultra, bulan November 2019 lalu.
"Terus mendukung upaya-upaya akselerasi ekspor komoditas pertanian dalam rangka ekspor 3 kali lipat (Gratieks) hingga 2024. Untuk itu tidak hanya persoalan ekspor semata, maka kedepan bagaimana ekspor ini bisa berkelanjutan dan konsisten tentunya dengan produksi yang memenuhi kebutuhan pasar, lalu bagaimana ekpor produk perkebunan bisa berdaya saing, tentunya semua ada dalam aspek kualitas dan aspek inovasi untuk memproduksi produk yang bernilai tambah tinggi, dalam hal ini untuk ekspor kelapa, produk turunan berupa VCO kita dorong terus. Sejauh ini produk VCO termasuk salah satu produk terbesar yang diekspor selain minyak goreng kelapa, gula kelapa, kopra, arang kelapa, dessicatted coconut dan produk kelapa lainnya," kata Kasdi Subagyono Direktur Jenderal Perkebunan.
Kasdi menambahkan, pasar VCO kedepan akan terbuka lebar, tentunya dengan mempertimbangkan gaya hidup sehat masyarakat dunia yang terus meningkat.
Pola hidup ini menyebabkan kebutuhan akan makanan dan minuman sehat termasuk organic health oil juga turut menanjak.
Selain itu dari sisi harga, Lanjutnya, VCO lebih murah di banding minyak virgin pesaingnya yakni virgin olive oil (VOO).