UMKM Disarankan Berinovasi agar Bisa Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19
Banyak pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) kelimpungan menghadapi bisnisnya yang terhambat bahkan mungkin tidak bakal selamat.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wabah Covid-19 membuat sektor ekonomi dan dunia usaha di Indonesia begitu terpukul.
Banyak pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) kelimpungan menghadapi bisnisnya yang terhambat bahkan mungkin tidak bakal selamat.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI Ryan Kiryanto dalam menghadapi situasi seperti ini, pelaku usaha harus lebih aktif menyesuaikan pola bisnis antara lain dengan fokus pada kebutuhan konsumen.
Selain itu, pelaku UMKM mau tidak mau harus berinovasi dan berkreasi baik di level produk maupun layanan sesuai dengan perubahan preferensi dan perilaku konsumen.
Baca: Wakil Ketua MPR Berharap Pengusaha UMKM Bisa Segera Akses Bantuan Pemerintah
Kemudian ada baiknya pelaku usaha melakukan penelitian dan pengembangan (research and development) untuk meningkatkan daya tahan ketika krisis melanda.
Baca: Beli dari UMKM Hingga 4.000 Unit, Sido Muncul Tak Ingin Lagi Impor APD
Ryan juga mengimbau dalam kondisi seperti sekarang tentunya persaingan bisnis akan semakin ketat lantaran daya beli masyarakat yang cenderung melemah.
"Jaga hubungan baik timbal balik dengan vendor, supplier dan distributor. Berhimpun dalam organisasi UMKM sebagai sarana mengembangkan jejaring dan bisnis serta berkolaborasi dengan perbankan sebagai mitra strategis untuk sumber pembiayaan, informasi, dan pendampingan pengembangan usaha," ujarnya dalam video conference di Jakarta, Selasa (5/5/2020).
Baca: Minimalisir Dampak Covid-19, Pemerintah Bebaskan Pajak Buat Pelaku UMKM
Pada kesempatan yang sama, praktisi pemberdayaan ekonomi masyarakat, Sigit Iko Sugondo mengatakan, UMKM bisa melakukan beberapa jurus ampuh agar usaha mereka tidak terhambat atau selamat melalui pandemi Covid-19 ini. Jurus Pertama, adalah Kreativitas dan Inovasi.
Jurus pertama inilah yang akan menjadi kunci dalam menghadapi wabah Covid-19. UMKM harus memahami bahwa durasi pandemi Covid-19 tidak dapat diduga secara pasti, untuk itu tidak perlu panik, dan segera lakukan tindakan penyesuaian.
Kedua, memastikan arus kas (cash flow) terjaga dengan sehat. Arus kas menjadi unsur paling penting dalam bisnis sehingga pemilik usaha harus mampu mengelola uang tunai secara optimal. Ketiga, UMKM harus memahami perubahan perilaku konsumen. Konsumen tidak menghilang, yang terjadi adalah perubahan tempat dan perilaku.
Di samping itu, pelaku UMKM harus mengkaji produknya termasuk profil pelanggan yang kecenderungannya berubah-ubah. UMKM juga disarankan untuk menyesuaikan strategi customer relations dan kanal penjualan. Dalam proses itu, perlu dilengkapi pula dengan merencanakan ulang pendapatan dan memangkas anggaran biaya.
"UMKM dalam kondisi pandemi Covid-19 ini harus berkolaborasi, kerjasama usaha hingga dapat meningkatkan efisiensi, berbagi beban kerja dan bahkan mendapatkan ide-ide baru," tuturnya.
Lebih lanjut Iko menuturkan, Covid-19 secara tidak langsung telah sanggup menurunkan angka penjualan akibat berkurangnya pelanggan, kesulitan pasokan bahan baku, menurunnya laba yang diperoleh, atau malah menderita kerugian. Akibat wabah Covid-19 ini, pelaku UMKM juga kesulitan membayar angsuran kredit.
Dalam hal keuangan, keuangan UMKM harus menjaga ketersediaan dana untuk pembayaran kewajiban dan atau modal awal usaha pada saat memasuki masa recovery.
Strategi lainnya yang dapat dilakukan UMKM adalah dengan bantuan kedaruratan dimana dengan membantu keluarga pelaku UMKM dan pekerja sektor informal yang sama sekali tidak dapat berusaha sehingga mereka kehilangan penghasilan.
Sementara itu, Ryan menambahkan, dampak Covid-19 dialami oleh hampir semua negara yang menjadi daerah pandemi virus mematikan itu, termasuk Indonesia. Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat.
“Secara global dampak Covid-19 telah merusak rantai pasokan, menjatuhkan harga komoditas, hingga meningkatnya risiko kehancuran ekonomi global. Secara domestik dampak Covid-19 telah mengurangi pengeluaran diskresioner, penutupan pabrik, hingga larangan berpergian,” ujarnya.
Berita ini tayang di Kontan dengan judul: Ekonom: Dalam menghadapi Covid-19, UMKM harus lebih aktif