Industri Unggas Keluhkan Sulitnya Mengakses Pembiayaan Perbankan
Industri unggas sulit untuk mendapatkan akses kredit dari perbankan untuk menjalankan bisnis.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Sierad Produce Tbk (SIPD) menyatakan selama ini industri unggas sulit untuk mendapatkan akses kredit dari perbankan untuk menjalankan bisnis.
Presiden Direktur Sierad Produce Tommy Wattimena mengatakan, perbankan tidak masuk di industri ini, sehingga pelaku usaha harus berjalan mandiri.
"Ini industri besar di negara kita, tapi bergerak independen. Petani kita tidak dapat akses finansial," ujarnya saat webinar, Selasa (4/8/2020).
Akibatnya, kata Tommy, feedmill atau perusahaan pakan ternak justru bertindak sebagai banking dengan membiayai usaha petani unggas.
"Kami sebagai perusahaan pakan ternak tidak mempunyai kapabilitas untuk melakukan rating credit, scoring, dan sebagainya. Jadi, hal ini kurang efisien cara pemakaian kapitalnya, kemudian para pemain ini juga punya perternakan juga," katanya.
Baca: Harga Daging Ayam di Indonesia 30 Persen Lebih Mahal dari Eropa
Selain kesulitan membiayai, dia menambahkan, pelaku usaha juga pusing karena petani unggas lokal masih bekerja konvensional.
Baca: Pandemi Covid-19 Juga Bikin Industri Unggas Ikut Sakit-sakitan
"Petani kita itu banyak masih tradisional. Masih open house, kadang-kadang makanannya unggas pakai dicampur jamu dan segala macam, jadi tidak ada namanya standarisasi," pungkas Tommy.