Kuartal III 2020, Investasi Makanan dan Minuman Tumbuh 14 Persen
Adhi S Lukman menyatakan, investasi sektor makanan dan minuman tumbuh cukup signifikan di masa pandemi Covid-19.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman menyatakan, investasi sektor makanan dan minuman tumbuh cukup signifikan di masa pandemi Covid-19.
"Akhir-akhir ini makin banyak investor menanyakan potensi-potensi makanan minuman. Contohnya Swedia, konsultannya berminat menanamkan modal untuk membangun industri susu di Indonesia," kata Adhi dalam diskusi daring, Senin (9/11/2020) malam.
Gapmmi mencatat sampai kuartal III-2020 investasi asing di industri mamin meningkat 14 persen.
"Itu karena kebutuhan makanan dan minuman di Indonesia sangat tinggi," tutur Adhi.
Dia berpandangan kehadiran Undang-undang Cipta Kerja diharapkan akan menambah minat dari para investor untuk ekspansi bisnis.
Baca juga: Penumpang Keluhkan Mahalnya Harga Makanan di Kereta Api, Viral di Twitter
Di tengah tingginya minat dari investor, menurut dia, pemerintah perlu memberikan fasilitas yang akhirnya menciptakan lapangan kerja dan menambah devisa bagi negara.
"Indonesia masih punya potensi yang cukup besar. Kita berharap investasi bisa menjadi nilai tambah bagi Indonesia sendiri," tambahnya.
Baca juga: Siasat Industri Makanan dan Minuman untuk Tetap Bertahan di Tengah Pandemi
Gapmmi juga menegaskan pentingnya koordinasi hulu dan hilir di dalam pengembangan food estate apakah untuk kepentingan public obligation atau komersial.
"Itu harus dikoordinasikan, kalau public obligation harus menentukan komoditinya. yang selama ini terjadi industri berjalan sendiri. Bahan bakunya berjalan sendiri sehingga terjadi kekurangan dan harus impor," kata dia.