Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

''Merdeka atau Mati'' ala Sri Mulyani dalam Peringatan Hari Pahlawan

pahlawan hadir karena ada suatu tantangan, cobaan, dan persoalan yang menimpa negara, terutama yang mengancam bangsa

Editor: Sanusi
zoom-in ''Merdeka atau Mati'' ala Sri Mulyani dalam Peringatan Hari Pahlawan
Dokumen Biro KLI Kementerian Keuangan
Menteri Keuangan Sri Mulyani 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan menyatakan, Sutomo atau Bung Tomo dalam pidatonya dulu membakar semangat rakyat Indonesia dengan terus berjuang dan dapat membebaskan diri dari penjajahan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, dirinya mengingat kembali pernyataan khas Bung Tomo pada masanya yakni 'merdeka atau mati'.

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani: Masih Panjang Jalan Memulihkan Ekonomi

"Semboyan dari Bung Tomo yang begitu kita kenal 'merdeka atau mati'. Paling tidak di dalam kita memperingati Hari Pahlawan ada 3 nilai yang kita teladani dari setiap peristiwa yang melahirkan pahlawan," ujarnya dalam acara 'Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2020' secara virtual, Selasa (10/11/2020).

Baca juga: Stafsus Sri Mulyani: UMKM di Padang hingga Papua Dapat Banpres Rp 2,4 Juta

Teladan pertama, kata dia, adalah pahlawan hadir karena ada suatu tantangan, cobaan, dan persoalan yang menimpa negara, terutama yang mengancam bangsa dan cita-cita Indonesia.

Menurut Sri Mulyani, pahlawan adalah mereka yang terus berjuang baik pada awal kemerdekaan untuk melahirkan republik ini, mempertahankan, dan terus berjuang untuk mencapai cita-citanya.

Setiap episode dalam sejarah Republik Indonesia dinilainya selalu hadir tantangan, cobaan, dan di situlah kita akan melihat pahlawan-pahlawan yang dilahirkan.

BERITA REKOMENDASI

Sementara teladan kedua yakni di dalam seluruh episode pahlawan selalu ada kata perjuangan karena berjuang adalah satu-satunya cara untuk menghadapi tantangan, cobaan, dan persoalan yang menghadang bangsa dan negara.

Cita-cita untuk mencapai sebuah negara yang adil, makmur, beradab, dan terus menjaga kemerdekaan tidak akan hadir dengan sendirinya karena seluruh proses mencapai cita-cita memerlukan perjuangan.

Perjuangan itulah, lanjut Sri Mulyani, yang sering meminta pengorbanan dan di situlah lahir sikap kepahlawanan, apakah Anda akan berjuang dengan seluruh darah, air mata, jiwa dan raga, serta seluruh pemikiran untuk kemajuan Bangsa Indonesia.

Sri Mulyani menyampaikan, untuk mencapai cita-cita Bangsa Indonesia, seluruh pahlawan adalah mereka yang memilih berjuang dan tidak hanya berdiri di samping dan melihat kawannya bergulat di dalam perjuangan.

Selanjutnya, eks direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, elemen ketiga dari kepahlawanan adalah kita semuanya bisa jadi pahlawan.


Pada peristiwa 10 November contohnya, Bung Tomo sebagai salah satu pahlawan berjuang dengan membakar semangat dan berani tanpa ada rasa kekhawatiran terhadap keselamatan diri sendiri.

"Beliau fokus terhadap perjuangan itu, tentu sambil terus mengingat semangat juang Bung Tomo, kita juga tahu banyak pahlawan-pahlawan lain yang juga turut serta di dalam mewujudkan semangat untuk melawan penjajah dan pada akhirnya mampu mempertahankan kemerdekaan. Jadi, pahlawan tidak berjuang sendiri," pungkas Sri Mulyani.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas