Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Penerbangan Alvin Lie menegaskan bahwa faktor keselamatan penerbangan tergantung pada kedisiplinan maskapai dalam merawat pesawat.

Pernyataan ini Alvin Lie sampaikan mengacu pada banyaknya pertanyaan mengenai usia pesawat milik Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) sore.

Pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu merupakan pesawat Boeing 737-500 yang telah berusia 26,7 tahun.

Pesawat ini diproduksi tahun 1994 dan bergabung ke Sriwijaya Air sejak 2012.

"Keselamatan, korelasinya dengan kedisiplinan merawat pesawat. Kalau pesawat itu disiplin dirawat, sesuai dengan manualnya," ujar Alvin, kepada Tribunnews, Minggu (10/1/2021) siang.

Baca juga: Alvin Lie: Usia Pesawat Tidak Ada Kaitannya dengan Laik Terbang dan Faktor Safety

Alvin menekankan, usia pesawat tidak menjadi masalah karena jika perawatan dan pemeriksaan telah dilakukan dan memperoleh sertifikasi, maka berapapun usia pesawat tidak menjadi faktor laik terbang.

Baca juga: Pesawat Sriwijaya Air SJY182 yang Jatuh Sudah Berumur 26,7 Tahun, Dioperasikan Sejak 2012

"Setiap siklus itu dilakukan perawatan, kemudian juga dilakukan pemeriksaan, sertifikasi, pesawat itu mau usia 20 30 50 tahun pun tetap memenuhi syarat," jelas Alvin.

Menurutnya, pesawat itu tidak akan memperoleh sertifikasi dan asuransi jika tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Baca juga: Cerita Keseharian Captain Afwan, Pilot Sriwijaya Air: Mantan Penerbang TNI AU, Jadi Ustadz di Masjid

"Kalau tidak memenuhi syarat, tentunya tidak akan disertifikasi oleh otoritas setempat. Dan kalau tidak memenuhi syarat, asuransi juga tidak mau meng-cover pesawat tersebut," tegas Alvin.

Ia kembali menegaskan bahwa usia pesawat tidak memiliki kaitan deng faktor keselamatan penerbangan.

"Jadi saya jelaskan supaya tidak ada lagi pertanyaan soal usia pesawat, usia pesawat tidak ada kaitannya dengan safety," pungkas Alvin Lie.