Badai Siklon Seroja Menerpa NTT, JNE: Ada Bencana dan Akses Terputus akan Jadi Kendala Pengiriman
Feriadi belum dapat memberikan informasi lebih detail terkait kendala apa yang dialami dalam pengiriman logistik ke wilayah yang terkena bencana
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badai siklon Seroja yang menerjang Kota Kupang dan sekitarnya di Nusa Tenggara Timur (NTT), sejak Minggu (4/4/2021) membuat sejumlah warga rusak dan pohon tumbang hingga banjir.
Akibat dari badai ini juga Bandara El Tari di Kupang, harus dihentikan sementara operasionalnya akibat terjangan hujan dan angin yang cukup kencang.
Cuaca ekstrim yang mengakibatkan bencana ini, tentunya dapat berdampak terhadap pengiriman logistik ke wilayah tersebut.
Hal ini karena akses pengiriman yang terdampak oleh bencana tersebut.
Presiden Direktur PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Muhammad Feriadi mengatakan, kalau memang ada bencana dan akses terputus pasti ada kendala dalam hal pengiriman logistik.
Baca juga: Kemensos Salurkan Bantuan Logistik Rp1,2 Miliar untuk Korban Bencana di Flores Timur dan Lembata
"Pengiriman logistik, tentunya bila ada bencana dan akses menuju wilayah tersebut terputus bisa dikatakan akan timbul kendala dalam pengiriman itu sendiri," kata Feriadi saat dihubungi Tribunnews, Senin (5/4/2021).
Meski begitu, Feriadi belum dapat memberikan informasi lebih detail terkait kendala seperti apa yang dialami dalam pengiriman logistik ke wilayah yang terkena bencana tersebut yaitu NTT.
Sebelumnya Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan, siklon tropis Seroja bisa memicu cuaca ekstrem dan menimbulkan bencana hidrometeorologi di wilayah NTT.
Baca juga: KMP Jatra 1 Karam di Perairan Teluk Kupang, Semua Kru Selamat
Siklon tropis Seroja ini tercatat sebagai bibit siklon tropis 99S, dan memiliki pusaran angin mencapai 85 kilometer per jam. Berdasarkan analisis terbaru pada Minggu (4/4/2021), pihaknya menemukan siklon tropis 99S berada di posisi perairan Kepulauan Rote, NTT yang berada 24 kilometer sebelah barat daya Kupang.
Dwikorita juga menjelaskan, untuk prediksi hingga 24 jam ke depan posisi sistem diprediksi terus bergerak ke sekitar Samudra Hindia sebelah barat daya Pulau Rote sekitar 185 kilometer sebelah selatan barat daya Waingapu dengan gerak sistem ke arah Barat barat Daya berkecepatan 9 knots atau 10 kilometer per jam bergerak menjauhi wilayah Indonesia.