Indonesia Perlu Genjot Lahirnya Pengusaha Baru dari Kampus
Pemerintah Indonesia dinilai perlu menggenjot lahirnya pengusaha baru atau entrepreneur,
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dinilai perlu menggenjot lahirnya pengusaha baru atau entrepreneur, agar bisa keluar dari perangkap negara berpenghasilan menengah menjadi tinggi.
Para entrepreneur tersebut berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja, yang akhirnya mendorong peningkatan kinerja perekonomian suatu negara.
Merujuk laporan Global Entrepreneuship Index 2018 (GEI) yang dirilis oleh The Global Entrepreneurship Development Institute (GEDI), Indonesia masih menempati peringkat ke-94 dari 137 negara.
Baca juga: Isu THR Dicicil, Buruh, Pengusaha, dan Pemerintah Diharap Segera Duduk Bersama
"Indonesia perlu terus menambah jumlah entrepreneurnya. Skor Human Capital Indonesia
masih relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan beberapa negara tersebut," kata Project Leader Growth Indonesia - a Triangular Approach (GITA), Neil Towers dalam keterangannya, Kamis (8/4/2021).
Menurutnya, salah satu tempat untuk mencetak pengusaha-pengusaha baru yaitu perguruan tinggi.
Baca juga: Pengusaha Bus Sumatera Minta Pemerintah Serius Lakukan Penegakan Hukum
Di beberapa negara maju, kata Towers, banyak pengusaha yang lahir di lingkungan kampus, seperti Mark Zuckerberg mendirikan Facebook saat masih kuliah di Harvard University.
Dalam meningkatkan pengusaha baru dari lingkungan kampus, GITA pun membentuk konsorsium yang beranggotakan tujuh universitas dari Indonesia dan empat universitas dari Eropa.
Pada konferensi internasional GITA, Towers melaporkan bahwa GITA telah melahirkan 112 perusahaan rintisan (startup) baru dengan nilai bisnis mencapai Rp 115,4 miliar.