BBM Satu Harga di Antara Jaminan Ketersediaan dan Negara Tanggung Beban
Fabby menjelaskan, banderol Rp 30 ribu per liter sebelum ada program ini adalah harga tertinggi BBM diakibatkan oleh biaya logistik
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, program bahan bakar minyak (BBM) satu harga di seluruh wilayah Indonesia bikin masyarakat bisa mendapat BBM dengan harga terjangkau, kualitas baik, dan terjamin ketersediaannya.
Baca juga: Berkibarlah Merah Putih Persembahan dari Sr M Alexa Yonsion Bsmc
Fabby menjelaskan, banderol Rp 30 ribu per liter sebelum ada program ini adalah harga tertinggi BBM diakibatkan oleh biaya logistik dan penyimpanan.
"Pada dasarnya biaya penyediaan energi di Indonesia sangat mahal karena biaya transportasi dan logistik untuk menyediakan BBM ke seluruh daerah. Jadi, harga jual tidak sebanding dengan biaya pengadaan BBM-nya," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews, Minggu (22/8/2021).
Baca juga: Len Industri Bersama Kemenhub Bangun Pusat Kendali Kereta di Purwokerto
Namun, perlu diingat bahwa BBM satu Harga adalah penugasan pemerintah, sehingga jika ada selisih biaya antara penyediaan dan harga jual, maka PT Pertamina (Persero) bisa meminta negara untuk membayar selisih beban dalam keuangannya.
"Laba Rp 2,6 triliun (di semester I 2021) itu dibilang kecil dibandingkan dengan laba tahun-tahun sebelumnya," kata Fabby.
Baca juga: Cewek Mabuk Tabrak Polisi yang Sedang Alihkan Arus Kendaraan di Tuban, Ini Nasibnya Sekarang
Kemudian, dia menambahkan, harga BBM merk Premium, Pertalite, dan Solar juga tidak berubah karena ini ditetapkan pemerintah.
"Padahal jenis BBM ini yang mendominasi penjualan BBM Pertamina," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.