Pelajar SMA/SMK Ditantang Belajar Bisnis Digital, 4 Bulan Beroperasi Bukukan Pendapatan Rp 110 Juta
Program ini memfasilitasi pengembangan keterampilan berwirausaha bagi pelajar SMA/SMK melalui usaha mikro yang mereka kelola secara mandiri.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 323 pelajar dari 15 SMA/SMK di Jakarta dan Bandung menjalani pelatihan bisnis dengan pendekatan digital melalui Program Student Company 2021.
Menjelang puncak program pada November mendatang, para pelajar yang berasal dari 15 sekolah tersebut bersaing memaparkan kinerja bisnis mereka dalam kegiatan daring Regional Student Company Competition 2021, Sabtu (25/9/2021).
Empat perusahaan siswa (student company) terbaik hasil penilaian juri kalangan profesional berhak mewakili daerahnya untuk memperebutkan tiket emas ajang bisnis Asia Pasifik di kompetisi tingkat nasional.
Program Student Company memfasilitasi pengembangan keterampilan berwirausaha bagi pelajar SMA dan SMK melalui pengalaman langsung mengoperasikan sebuah usaha mikro secara mandiri di sekolah.
Mereka diajak belajar menciptakan ide produk, merencanakan strategi bisnis, melakukan produksi dan penjualan produk, hingga likuidasi perusahaan.
Tahun ini, para pelajar diberdayakan untuk memenuhi kebutuhan serta memecahkan masalah di komunitas serta mengoptimalkan teknologi digital dalam operasi dan strategi bisnis mereka.
Baca juga: BRINS dan Bukalapak Siapkan Asuransi Mikro untuk 8,5 Juta UMKM
Selama periode program, relawan dari Citi Indonesia, AIG Indonesia, dan Marsh Indonesia yang menjadi pendukung kegiatan ini aktif dalam memberikan pendampingan untuk berbagi pengalaman dan inspirasi, utamanya seputar manajemen perusahaan di era pandemi dan pemanfaatan pemasaran digital.
Baca juga: Pusat Investasi Pemerintah Bantu Pelaku Usaha Mikro Naik Kelas
Salah satu usaha mikro bentukan pelajar program Student Company adalah Covarsi SC dari SMAN 81 Jakarta.
Bisnis yang dikelola oleh 26 pelajar ini menawarkan Pineary, paket menyulam dengan material ramah lingkungan yang terbuat limbah daun nanas.
Baca juga: Di Ajang Idea 2 Business, Mahasiswa dari Berbagai Kampus Ditantang Kembangkan Jiwa Kewirausahaan
Selama empat bulan, produk ini laris terjual sebanyak 150 unit yang seluruhnya diperoleh dari penjualan daring melalui marketplace dan media sosial.
Banyak pembeli datang dari luar wilayah domisili mereka, seperti Yogyakarta, Kediri, hingga Pontianak. Untuk memberikan pengalaman berkesan bagi pelanggan saat menyulam, Covarsi SC juga melengkapi produk mereka dengan portal khusus berisi video tutorial, daftar putar lagu, dan layanan cepat konsumen.
Co-Founder & Academic Advisor Prestasi Junior Indonesia (PJI), Robert Gardiner menjelaskan, pengusaha muda perlu dilatih untuk peka terhadap perubahan perilaku konsumen dan dinamika pasar agar dapat mengembangkan strategi jitu dalam menjangkau target pasar.
Selamat empat bulan beroperasi, kelima belas usaha mikro yang dikelola pelajar ini terbukti berhasil memperoleh total pendapatan bisnis mencapai 110 juta rupiah dengan mengandalkan pemasaran digital.
Dia mengatakan, melalui program ini, para pelajar tidak hanya memperoleh pengalaman pertama berwirausaha tetapi juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 yang sangat dibutuhkan, seperti berpikir kritis dan pemecahan masalah yang kompleks, komunikasi, kolaborasi, serta kreativitas.
"Kami berharap upaya berkelanjutan ini dapat terus menjadi wadah lahirnya wirausaha muda baru Indonesia sekaligus mengakselerasi peralihan UMKM ke era digital,” ujarnya.
Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia, Puni A. Anjungsari mengungkapkan, pihaknya bersama PJI telah memberdayakan generasi muda untuk berwirausaha sejak tujuh tahun lalu dengan nilai investasi lebih dari Rp 18 miliar yang diberikan lewat skema hibah.
"Melalui hibah yang kami berikan, para siswa tidak hanya dilatih untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam mengembangkan ide bisnis, namun juga dibina untuk mampu bersikap adaptif dan responsif dalam menghadapi tantangan, terutama dalam menghadapi kondisi disruptif seperti pandemi ini," ujarnya.