Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Aset Kripto Dapat Rapor Merah Sebulan Terakhir, Tiga Faktor Ini Diduga Sebagai Pemicunya

CEO Triv Gabriel Rey meyakini tertekannya kinerja Bitcoin dan aset kripto secara keseluruhan dalam sebulan terakhir akibat adanya tiga kejadian besar

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Aset Kripto Dapat Rapor Merah Sebulan Terakhir, Tiga Faktor Ini Diduga Sebagai Pemicunya
International Investment
Ilustrasi aset kripto. Aset Kripto Dapat Rapor Merah Sebulan Terakhir, Tiga Faktor Ini Diduga Sebagai Pemicunya 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar aset kripto dalam sebulan terakhir tengah mendapatkan rapor merah.

Merujuk Coinmarketcap, kelima aset kripto dengan kapitalisasi terbesar semuanya mengalami koreksi harga sebesar dua digit.

Binance Coin (BNB) menjadi aset yang koreksinya tidak terlalu dalam dengan hanya turun 11,12% dalam sebulan terakhir. Sementara Ethereum (ETH), koreksi harganya menyentuh 15,35%.

Lalu, untuk Bitcoin (BTC) dan Solana (SOL) masing-masing mengalami penurunan 24,35% dan 27,72%. Cardano (ADA) jadi aset yang koreksinya paling dalam, yakni 34,72%.

CEO Triv Gabriel Rey meyakini tertekannya kinerja Bitcoin dan aset kripto secara keseluruhan dalam sebulan terakhir tidak terlepas dari adanya tiga kejadian besar.

Pertama, keputusan The Fed yang mempercepat proses tapering sehingga berpotensi mempercepat kenaikan suku bunga acuan.

Mengingat hal ini tidak diantisipasi pasar, efeknya menjadi sentimen negatif bagi beragam aset investasi, termasuk kripto.

Baca juga: Aset Kripto Diyakini Bakal Jadi Pilihan Utama Bertransaksi Virtual Saat Metaverse Diterapkan

Berita Rekomendasi

Berikutnya, perkembangan terbaru dari kasus Evergrande yang resmi menyatakan tidak sanggup melunasi kewajibannya alias default.

Menurut Gabriel, hal ini berpotensi memberikan trickle down effect sehingga menekan Bitcoin dan aset kripto. Terlebih lagi, Tether berpotensi terbawa dalam pusaran kasus Evergrande ini.

“Ketiga, angka inflasi Amerika Serikat yang tetap tinggi, bahkan jauh lebih tinggi dari level pre-pandemi. Hal ini membuat sentimen risk-off sehingga aset-aset berisiko seperti aset kripto, termasuk Bitcoin jadi dijauhi terlebih dahulu,” jelas Gabriel ketika dihubungi Kontan.co,id, Minggu (10/12).

Lebih lanjut, ia juga melihat dalam jangka pendek ini pasar kripto belum dinaungi sentimen positif yang bisa mengangkat harga Bitcoin. Apalagi, belum lama Securities and Exchange Commission telah menolak ETF Bitcoin spot Vaneck.

Oleh sebab itu, Gabriel menyebut bulan Desember yang biasanya jadi periode hijau aset kripto, bisa saja tidak terjadi pada tahun ini.

Baca juga: Tahun Depan 2 Kripto Ini Diprediksi Melampaui Shiba Inu dan Dogecoin, Apa Saja?

Oleh karena itu, ia menyebut investor sebaiknya wait and see dan berhati-hati dulu menginat ada tiga kejadian besar yang tengah menyelimuti pasar kripto.

Sementara untuk Bitcoin, ia merekomendasikan bagi para investor jangka pendek sebaiknya untuk berhati-hati karena volatilitas harga Bitcoin akan tinggi dalam waktu dekat.

Sedangkan untuk investor yang percaya Bitcoin secara jangka panjang, menurutnya momentum koreksi harga Bitcoin bisa dimanfaatkan untuk melakukan dollar cost averaging (DCA). “Ketika harga turun mendekati US$ 40.000 bisa dimanfaatkan melakukan aksi beli, lalu jika berhasil tembus US$ 50.000 atau malah US$ 60.000 bisa lakukan profit taking,” tutup Gabriel.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Tiga faktor ini membuat aset kripto memerah dalam sebulan terakhir

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas