Varian Omicron Dinilai Berpotensi Timbulkan Risiko Ekonomi
Soal varian baru ini, Pemerintah perlu melakukan pembatasan padahal Indonesia masih dalam proses pemulihan ekonomi pasca varian Delta
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO/Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan, varian Omicron yang punya banyak mutasi bisa menimbulkan sejumlah risiko ekonomi.
Johanna mengingatkan seluruh pihak agar tetap waspada karena pandemi belum berakhir.
“Dampak varian baru ini, misalnya terhadap sektor pariwisata Indonesia, terutama dalam pergerakan wisatawan domestik dan asing,” ucapnya melalui keterangan resmi, Rabu (22/12/2021).
Baca juga: Mendagri Terbitkan Surat Edaran Pencegahan Varian Omicron dan Penggunaan Aplikasi PeduliLindungi
“Soal varian baru ini, Pemerintah perlu melakukan pembatasan padahal Indonesia masih dalam proses pemulihan ekonomi pasca varian Delta,” tambah Johanna.
Menurutnya, negara-negara di dunia saat ini sudah lebih bisa mengantisipasi varian Omicron ini.
Beberapa varian-varian Covid-19 sebelumnya tentu menjadi pelajaran bagaimana mengantisipasi penyebaran.
Baca juga: Pemerintah Diingatkan Soal Kesiapan Rumah Sakit Hadapi Lonjakan Kasus Varian Omicron
Selain itu, tingkat vaksinasi juga terus meningkat baik secara global maupun di Indonesia.
“Kita juga perlu terus mendukung kebijakan pemerintah dengan terus meningkatkan protokol kesehatan dan penggunaan aplikasi PeduliLindungi, percepatan vaksinasi ke seluruh Indonesia,” tutur Johanna.
Varian baru dari virus corona B.1.1.529 atau Omicron, menjadi kekhawatiran baru dunia.
Varian ini pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan langsung membuat banyak negara panik karena dikhawatirkan menambah lonjakan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Badan Kesehatan Dunia atau WHO dalam keterangan resminya mengatakan, varian Omicron punya banyak mutasi jika dibandingkan dengan varian Covid-19 terdahuluS
WHO sampai mengkategorikan varian Omicron sebagai varian yang harus diwaspadai.