Petani Milenial Didorong Jadi Wirausahawan Tangguh dengan Manfaatkan Smart Framing dan KUR
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan smart farming akan membantu petani mengembangkan pertanian
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanuddin Aco
TRIBUNNEWS.COM, CIAWI - Kementerian Pertanian (Kementan) mengarahkan para petani milenial agar menjadi wirausahawan tangguh.
Untuk mendukung hal itu, Kementan memanfaatkan penerapan smart farming.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan smart farming akan membantu petani mengembangkan pertanian.
"Dengan smart farming, produktivitas pertanian bisa ditingkatkan. Selain itu, dengan smart farming produksi pertanian bisa terjaga dari perubahan iklim," katanya dalam keterangan, Sabtu (26/2/2022).
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, pembangunan pertanian yang dilakukan, salah satunya memperkuat petani milenial.
Baca juga: Booster Kemajuan Pertanian Jawa Barat, Kementan Gerak Cepat Kucurkan Taxi Alsintan
"Kita sedang menggarap pelatihan smart farming bagi 300 petani milenial,jadi ini adalah gelombang pertama yang secara resmi saya tutup. Nanti, yang kita bangun adalah tentunya petani milenial. Mengapa petani milenial? Sering saya sampaikan bahwa yang namanya regenerasi petani itu harus kita lakukan saat ini juga. Oleh karena itu petani muda milenial harus kita bekali, kita gembeleng mereka agar mereka menjadi petani atau Wirausaha muda pertanian yang tangguh," katanya.
Selain pelatihan, para petani juga akan mendapatkan pendampingan untuk membantu mendapatkan KUR.
"KUR itu adalah ciri bahwa mereka itu sudah wirausaha. Karena sekali lagi yang namanya bisnis pasti perlu modal, ya modal itu adalah KUR. KUR itu sarana paling murah dan paling mudah untuk mendapatkan modal, bunganya cuma 6 persen. Kita lagi upayakan sampai 3 persen, bahkan kalo di bawah 50 juta itu tidak ada aggunan," katanya.
Petani milenial juga dibekali dengan smart farming.
"Artinya, inovasi teknologi smart farming itulah yang harus mereka gunakan untuk membangun agribisnisnya. maka dengan smart farming itulah produktivitas ditingkatkan, efesiensi bisa ditingkatkan, kualitas juga bisa ditingkatkan,dan ongkos biaya produksi bisa ditekan serendah rendahnya," katanya.
Akmal Kamaruddin, perwakilan peserta pelatihan agribisnis smart farming dari Kabupaten Maros,Sulawesi Selatan, menilai pelatihan ini sangatlah memberi mamfaat.
"Terutama buat kami para petani-petani muda atau yang sering disebut petani millenial. Karena Pelatihan smart farming ini dapat memberi kami gambaran luas mengenai pengembangan usaha kami yang awalnya masih menggunakan konsep konvensional atau manual menuju konsep yang lebih modern yaitu dengan penggunaan teknologi dan internet dalam penerapan usaha kami kedepannya," katanya.
Ditambahkannya, melalui pelatihan ini para petani milenial beri akses dengan perbankan yaitu BRI untuk mengajukan KUR sebagai bantuan modal pengembangan usaha kami kedepannya.
"Kami berharap kegiatan ini bisa berlanjut. Dalam artian kegiatan smart farming ini bukan cuma angkatan kami saat ini yang merasakannya, namun ada angkatan angkatan selanjutnya yang bisa mengikuti pelatihan seperti saat ini, karena mengingat masih banyak teman teman petani muda yang minat dengan pelatihan agribisnis smart farming ini," ujarnya.