Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia, Harga Mi Instan hingga Pupuk Bisa Melonjak
kenaikan harga gandum cepat atau lambat akan berdampak pada konsumen di Indonesia
Editor: Sanusi
Ia menekankan keprihatinan terbesar adalah "jatuhnya korban jiwa" yang masih terus meningkat.
Ribuan warga sipil dan tentara diperkirakan meninggal akibat pertempuran sejauh ini.
Malpass mengatakan dampak ekonomi dalam perang menyebar di luar Ukraina dan menyebabkan naiknya harga energi khususnya sehingga "menghantam kelompok miskin, serta mengakibatkan inflasi."
Harga bahan pangan telah naik akibat perang dan "menjadi masalah bagi rakyat di negara-negara miskin."
Baca juga: Chernihiv Digempur Rusia, Pemerintah Fokus Evakuasi 9 WNI yang Terjebak
Malpass menyebut baik Rusia dan Ukraina adalah produsen pangan besar. Ukraina adalah produsen terbesar minyak bunga matahari, sementara Rusia produsen kedua, menurut S&P Global Platts. Dua negara ini memproduksi 60% produksi global.
Kedua negara juga menyumbang 28.9% ekspor gandum dunia, menurut JP Morgan. Harga gandum di pasar modal Chicago tercatat pada angka tertinggi dalam 14 tahun.
Masih ada stok sementara ini
Dampak kenaikan harga pangan berbahan gandum di Indonesia, menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S. Lukman, akan sangat dipengaruhi oleh berapa lama invasi Rusia di Ukraina terjadi. Semakin cepat invasi itu berakhir, maka semakin kecil pula dampaknya pada kenaikan harga.
Untuk saat ini, harga makanan berbahan gandum belum terpengaruh karena masih ada stok bahan baku untuk dua hingga tiga bulan ke depan.
Baca juga: Penghasilan Warga Jepang Berusia 30 hingga 50an Tahun Menurun 1 Juta Yen Dibanding 20 Tahun Lalu
"Industri sebenarnya masih punya stok yang tersedia baik bahan baku maupun barang jadi. Jadi industri tidak serta merta menaikkan harga langsung dengan kenaikan harga spot," kata Adhi dikutip dari Kompas.com.
Tidak hanya berdampak pada bahan pangan impor, Bhima Yudhistira mengatakan situasi saat ini juga bisa mempengaruhi produksi pangan dalam negeri.
Rusia baru-baru ini telah melarang ekspor amonium nitrat (AN) yang merupakan bahan dasar pembuatan pupuk. Hal itu akan memicu kenaikan harga pupuk.
Sebanyak 15,75% pupuk impor Indonesia datang dari Rusia, sehingga hal ini akan berpengaruh pada produksi pangan di dalam negeri.