Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia, Harga Mi Instan hingga Pupuk Bisa Melonjak
kenaikan harga gandum cepat atau lambat akan berdampak pada konsumen di Indonesia
Editor: Sanusi
Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi Jasa BPS Setianto juga telah mengingatkan bahwa sejumlah komoditas ekspor maupun impor Indonesia dengan Rusia maupun Ukraina akan terpengaruh dan bisa memicu inflasi.
Tetapi, seberapa besar pengaruhnya baru dapat terlihat pada data yang akan dirilis bulan depan.
Bahan bakar non-subsidi telah naik
Salah satu dampak yang telah terasa akibat invasi Rusia ke Ukraina adalah kenaikan harga bahan bakar non-subsidi.
Harga gas LPG non-subsidi telah naik dari Rp13.500 per kilogram menjadi Rp15.500 per kilogram sejak 27 Februari lalu.
PT Pertamina Patra Niaga menyatakan kenaikan harga itu terjadi karena mengikuti perkembangan terkini industri minyak dan gas.
Selain itu, PT Pertamina (Persero) telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi yakni Pertamax Turbo dan Dexlite per 3 Maret 2022 dengan kisaran kenaikan Rp500-Rp1.100 per liter.
Sejauh ini, BBM bersubsidi seperti Pertamax dan Pertalite belum mengalami kenaikan harga.
"Kita tinggal menunggu saja, apakah pemerintah bisa menahan pertalite dan pertamax," kata Bhima Yudhistira.
Harga minyak dunia per Rabu (2/3) telah menembus US$110 (Rp1,58 juta) per barrel.
Kenaikan harga minyak dikhawatirkan dapat memicu inflasi karena akan diikuti oleh kenaikan harga produk-produk lainnya.
Bunga kredit motor hingga rumah bisa ikut terpengaruh
Di tengah kenaikan harga komoditas pangan dan energi, Bhima memperkirakan bunga pinjaman juga akan terpengaruh oleh situasi di Ukraina.