Pelaku Industri Wisata Labuan Bajo Sumringah, Pelaku Perjalanan Bebas Tes PCR dan Antigen
Para pelaku industri wisata di Labuan Bajo menyambut dibebaskannya kewajiban tes PCR dan rapid test antigen untuk pelaku perjalanan domestik.
Editor: Choirul Arifin
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan, kebijakan tersebut akan memberikan angin segar terhadap percepatan pemulihan industri pariwisata.
"Kita tahu kontribusi wisatawan mancanegara ke Bali itu cukup besar, sekitar 70% dibandingkan domestik. Bahkan Bali juga menyumbang sebanyak 6 juta wisman yang masuk, tentu ini angin segar bagi pariwisata," ujarnya dikutip Kontan, Senin (7/3/202).
Di samping itu, potensi pertumbuhan okupansi hotel juga dipastikan akan terus naik. Hal itu sejalan dengan kenaikan kunjungan wisman ke Bali. Kenaikan sudah terasa karena saat ini sudah banyak maskapai asing yang membuka penerbangan ke Bali.
"Tentunya pertumbuhan ini juga akan berproses melalui pembukaan maskapai internasional ke Bali, sehingga ini akan menjadi indikator pendorong pertumbuhan okupansi hotel dan tingkat kunjungan di Bali," ujar dia.
Dengan faktor-faktor pendorong itu serta pelonggaran kebijakan karantina di Bali, PHRI memproyeksikan tingkat okupansi hotel di Bali akan tumbuh 10%-20% dari kontribusi wisman hingga akhir tahun 2022.
"Dan ini akan berpotensi tumbuh lebih karena ada berbagai event seperti G20," tutup dia.
Pelonggaran prokes bagi wisatawan juga disambut baik manajemen Santika Hotel. Prita Gero, Assistant Marcomm Manager Santika Indonesia Hotels & Resort bilang, aturan ini berdampak positif bagi tingkat keterisian kamar hotel.
Hanya, Santika Hotel menyayangkan India tidak dapat melakukan perjalanan luar negeri. "Sayangnya, market India yang biasanya market besar di salah satu unit hotel kita, tidak bisa lakukan perjalanan luar negeri," ujar Prita, Senin (7/3/2022).
Sebagai informasi, pemerintah India kembali memperpanjang larangan penerbangan internasional dari dan ke negara tersebut hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
"Dengan adanya kebijakan bebas karantina diprediksi okupansi hotel dapat bertambah sekitar 14% dengan kehadiran pasar luar negeri," terang Prita.
Namun untuk bulan Maret ini, Santika Hotel memprediksikan aktivitas pemesanan hotel masih sama seperti bulan Januari dan Februari, dimana tingkat okupansi hotel sekitar 31%.
Direktur Utama Dafam Hotel Management (DHM) Andhy Irawan juga menyambut positif adanya pelonggaran kebijakan pemerintah tersebut.
"Hal ini sangat bagus karena tentu akan mendongkrak tingkat hunian hotel, khususnya overseas market," ujarnya, Senin (7/3/2022).
Dengan adanya pelonggaran tersebut, pihaknya optimis tingkat kunjungan hotel akan tumbuh 70%-80% di sepanjang 2022. Naiknya okupansi bisa mendongkrak pendapatan perusahaan 15%-20%.
Hal itu didorong dengan rencana ekspansi yang akan dilakukan dengan menargetkan penambahan 12 hotel di 2022.
Sebagian artikel ini tayang di Kontan dengan judul Bebas Pergi Wisata Tanpa Tes PCR dan Karantina, Industri Perhotelan Sumringah
Laporan reporter: Venny Suryanto, Akmalal Hamdhi