Antisipasi Kelangkaan, Pertamina Minta Penambahan Kuota Solar Subsidi
PT Pertamina (Persero) meminta adanya penambahan kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis solar subsidi
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) meminta adanya penambahan kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis solar subsidi, seiring adanya peningkatan permintaan di tengah mulai membaiknya perekonomian nasional.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, kuota solar subsidi yang disalurkan Pertamina pada tahun ini sebanyak 14,9 juta kilo liter (KL), tetapi konsumsinya diprediksi akan mencapai 16 juta KL hingga akhir 2022.
Baca juga: Operator Bus Keluhkan Kelangkaan Solar di Wilayah Sumatera
"Kuota mungkin perlu juga direview kembali dengan melihat kenyataan permintaan sampai bulan ini untuk kami prediksi, karena pertumbuhan ekonomi sudah dirasakan, jalanan sudah mulai macet. Ini mohon dukungan," kata Nicke saat rapat dengan Komisi VII DPR, Jakarta, Selasa (29/3/2022).
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati menjelaskan, kuota solar subsidi pada tahun ini sebesar 15,1 juta KL untuk disalurkan melalui Pertamina dan AKR.
Baca juga: Solar Langka, DPR Akan Evaluasi Kuota Solar Subsidi
"Hingga 27 Maret 2022 tercatat realisasi penyaluran solar telah mencapai 3,7 juta kilo liter atau 25,14 persen dari kuota yag ditetapkan," ucap Erika.
Erika menyebut, penambahan kuota solar subsidi tahun ini memang perlu ditambah dengan melihat adanya permintaan yang meningkat.
"Apabila kegiatan ekonomi terus meningkat, kemungkinan besar memang kuota BBM (solar subsidi) yang sudah ditetapkan 15,1 juta kilo liter mungkin tidak mencukupi sampai akhir tahun," tuturnya.