Ada Potensi Rugi Hampir Rp 1.144 Triliun Jika Industri Abaikan Risiko Deforestasi di Rantai Pasok
Sebuah studi mendapati temuan bahwa perusahaan dari industri kayu, minyak sawit, dan ternak belum bisa memenuhi komitmen deforestasi COP26
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Muhammad Zulfikar
"Kita membutuhkan lebih banyak investor untuk menuntut penghapusan deforestasi dari kita membutuhkan mereka semua untuk bergabung dengan CDP untuk mendorong perubahan dan kemajuan yang terpantau dengan baik," ujarnya.
John Leung, Director, Southeast Asia and Oceania, CDP menyatakan menyambut baik kemajuan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara saat ini. Namun perusahaan yang telah melaksanakan komitmennya masih perlu melakukan implementasi secara lebih luas dan lebih cepat untuk mewujudkan komitmen yang dibuat pada COP26 secara menyeluruh di kawasan Asia Tenggara.
"Kita memahami bahwa keanekaragaman hayati dan upaya melindungi hutan sangat penting untuk memastikan pencapaian masa depan dengan emisi nol bersih (net-zero) dan alam yang positif. Laporan ini menetapkan jalur yang jelas tentang bagaimana perusahaan dapat memastikan pencapaian tujuan tersebut," ujarnya.
Baca juga: KLHK Pastikan Pantau Deforestasi Hutan RI Setiap Tahunnya
Laporan riset mendapati, banyak perusahaan secara global tidak memiliki target dan pencapaian yang jelas dalam mendorong sistem perusahaan menuju pembelian komoditas yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Aksi saat ini dinilai tidak cukup dalam mewujudkan keberlanjutan ini, karena itu perusahaan harus meningkatkan skala (aksi harus diperluas untuk mencakup seluruh bagian perusahaan), ruang lingkup (aksi perusahaan harus dilakukan pada semua komoditas, wilayah, dan ekosistem), dan ketelitian (pelaksanaan harus mendorong dampak yang terukur) yang diperlukan untuk menghentikan deforestasi.