The Fed Kerek Suku Bunga, Analis Sebut Pelemahan Rupiah Bakal Kembali Berlanjut
Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif. Namun nantinya diprediksi akan ditutup melemah
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Tak hanya sampai disitu, imbas langkah yang dilakukan The Fed dapat memicu stabilitas pasar keuangan khususnya surat utang.
Karena, kalau Indonesia tidak menyesuaikan suku bunganya, maka investor akan mengubah portofolionya, kemudian keluar dari Indonesia dan akan mencari instrumen lain yang imbal hasilnya jauh lebih tinggi.
dampak ke Asia
Para trader di Asia memberikan tanggapan setelah Federal Reserve AS mengumumkan kenaikan suku bunga terbesar sejak tahun 1994, sebagai langkah untuk mengendalikan inflasi yang melonjak.
Kekhawatiran semakin meningkat setelah adanya peringatan pertumbuhan ekonomi akan melambat dan jumlah pengangguran yang meningkat, sehingga berpengaruh terhadap penjualan aset berisiko.
Berikut ini lima tekanan utama yang harus diperhatikan di pasar Asia pada hari ini (16/6/2022) :
1. Nilai tukar Yen anjlok
Yen didorong ke level terendahnya dalam 24 tahun terhadap dolar AS, karena terjebak di antara keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga dan bank sentral Jepang yang cenderung longgar. Nilai Yen kembali menguat setelah The Fed mengadakan pertemuan karena imbal Treasury merosot, Namun keputusan Bank Sentral Jepang dapat menghasilkan volatilitas baru karena kebijakan moneter longgar Jepang yang semakin terisolasi.
2. Saham Teknologi Asia
Saham perusahaan teknologi Asia mengalami penurunan karena investor menilai kembali valuasi, dan keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga mendorong nilai saham perusahaan teknologi di Asia semakin berbahaya. Saham perusahaan raksasa teknologi asal China sangat sensitif terhadap sentimen risiko. Penguncian dan regulasi Covid-19 yang ketat di China menambah kekhawatiran investor terhadap pendapatan.
3. Obligasi Pemerintah Jepang (JPG)
Spekulan mendorong obligasi Jepang ke ambang penghentian perdagangan pada Rabu (16/6/2022), karena Bank Sentral Jepang berjuang untuk meyakinkan pasar dengan berjanji akan membatasi imbal hasil hingga 0,25 persen walaupun The Fed menaikkan suku bunga. Surat utang 10 tahun merosot paling tajam sejak 2013, dengan aksi jual bertahan bahkan setelah Bank Sentral Jepang meningkatkan program pembelian obligasi.
4. Aksi jual di negara berkembang
Pasar saham bisa menangkap momentum setelah dolar melemah semalam dan saham China melawan kekalahan baru-baru ini.