Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonomi Amerika Kontraksi, Joe Biden hingga Janet Yellen Bantah AS Mengalami Resesi

Joe Biden pun mencoba menenangkan kekhawatiran warga AS menyusul dirilisnya data baru yang menunjukkan ekonomi AS berkontraksi selama dua kuartal

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Ekonomi Amerika Kontraksi, Joe Biden hingga Janet Yellen Bantah AS Mengalami Resesi
NDTV
Ilustrasi resesi Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menolak jika kondisi ekonomi di negaranya saat ini disebut sedang mengalami resesi. 

Undang-undang ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pendapatan pajak, menurunkan harga obat-obatan dan investasi dalam energi terbarukan.

Baca juga: Bos The Fed Bantah Ekonomi AS Sedang dalam Resesi

“Federal Reserve memiliki peran utama dalam menurunkan inflasi, sementara presiden Biden dan saya berkomitmen untuk mengambil tindakan untuk menurunkan biaya dan melindungi orang Amerika dari tekanan global yang kita hadapi,” ungkap Yellen.

Secara terpisah, The Fed telah menaikkan suku bunga empat kali tahun ini, dengan total 2,25 poin persentase, dan kemungkinan akan menambah lebih banyak kenaikan di akhir tahun.

Yellen kemudian mengaitkan kenaikan inflasi dengan perang di Ukraina, masalah rantai pasokan, dan pandemi Covid-19. Dia tidak membahas dampak stimulus moneter dan fiskal terhadap tekanan harga.

Apa Itu Resesi?

Resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. 

Para ahli menyatakan resesi ketika ekonomi suatu negara pendapatan produk domestik bruto (PDB)-nya mengalami negatif.

Baca juga: Bos The Fed Bantah Ekonomi AS Sedang dalam Resesi

Berita Rekomendasi

Selain itu di negara tersebut terjadi peningkatan pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan ukuran pendapatan dan manufaktur yang berkontraksi untuk jangka waktu yang lama. 

Singkatnya, selama resesi, ekonomi berjuang, orang kehilangan pekerjaan, perusahaan membuat penjualan lebih sedikit dan output ekonomi negara secara keseluruhan menurun, dikutip dari Forbes.

Pada tahun 1974, ekonom Julius Shiskin mengemukakan beberapa aturan praktis untuk mendefinisikan resesi.

Dan yang paling populer adalah adalah penurunan PDB selama dua kuartal berturut-turut. 

Ekonomi yang sehat berkembang dari waktu ke waktu, sehingga dua kuartal berturut-turut dari output yang berkontraksi menunjukkan ada masalah mendasar yang serius, menurut Shiskin. 

Definisi resesi ini menjadi standar umum selama bertahun-tahun.

Sementara Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) mendefinisikan resesi sebagai penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh perekonomian, berlangsung lebih dari beberapa bulan, biasanya terlihat dalam PDB riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran di suatu negara.

Baca juga: Janet Yellen Sebut Ekonomi AS Tidak Dalam Resesi, Meskipun PDB Merosot

Definisi NBER lebih fleksibel daripada aturan Shiskin untuk menentukan apa itu resesi

Termasuk pengaruh pandemi virus corona yang pengaruhi pertumbuhan resesi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas