Tanpa Kasih Rincian, FAO Klaim Harga Pangan Bulan Juli Mulai Turun
FAO mengklaim harga pangan dunia mengalami penurunan signifikan pada bulan Juli 2022 namun tidak merinci berapa persen penurunannya.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Rusia menembakkan rudal ke Odesa hanya beberapa jam setelah kesepakatan yang ditengahi PBB pada akhir Juli.
Baca juga: Inflasi Amerika Tembus 9,1 Persen, Saham di Wall Street Langsung Ambles, Harga Pangan Naik
"Perusahaan pengangkutan dan asuransi mungkin masih berpikir terlalu berisiko untuk mengirim biji-bijian keluar dari zona perang," kata Vos, menambahkan bahwa harga pangan tetap tidak stabil dan kejutan baru apa pun dapat menyebabkan lebih banyak lonjakan harga.
“Untuk membantu menstabilkan pasar, kesepakatan itu perlu dipertahankan secara penuh selama paruh kedua tahun ini karena itu adalah periode di mana Ukraina melakukan sebagian besar ekspornya." imbuhnya.
Kepala riset pasar komoditas pertanian di Rabobank, Carlos Mera menyebut bahwa tanah Ukraina yang subur, masih berpotensi untuk terus dihancurkan oleh Rusia selama perang yang masih terus berlanjut.
Hal ini tentu mengakibatkan hasil panen akan semakin berkurang di tahun depan. “Setelah koridor (gandum) ini berakhir, kita mungkin melihat lebih banyak kenaikan harga ke depan,” kata Mera.
Konsumen juga dapat melihat kenaikan harga lebih lanjut karena biasanya ada jeda tiga sampai sembilan bulan sebelum pergerakan harga komoditas tercermin di rak supermarket.
Di sisi lain, para analis mengungkapkan bahwa turunnya harga pangan bukan serta merta merupakan kabar baik.
Analis beralasan turunnya harga pangan dan bahan pokok karena para pedagang dan investor melihat kekhawatiran adanya resesi.
Harga bahan pokok
Menurut FAO, harga gandum secara khusus turun 14,5 persen, sebagian karena reaksi terhadap kesepakatan gandum Rusia-Ukraina, dan panen yang lebih baik di Belahan Bumi Utara.
Harga minyak nabati juga mengalami penurunan 19,2 persen bulan ke bulan, yang didorong oleh ekspor minyak sawit yang banyak dari Indonesia, harga minyak mentah yang lebih rendah, dan kurangnya permintaan minyak bunga matahari.
Kemudian, harga gula turun 3,8 persen ke level terendah karena permintaan yang menyusut. Terakhir, harga susu dan daging turun masing-masing 2,5 persen dan 0,5 persen.