Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Inflasi Amerika Melesat di Atas Ekspektasi, Memperkuat Peluang The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan

Walau data tenaga kerja di Amerika menunjukan penguatan, namun sayangnya hal tersebut belum cukup mampu meredakan kontraksi ekonomi di AS.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Inflasi Amerika Melesat di Atas Ekspektasi, Memperkuat Peluang The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan
Ledger Insights
Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve berpotensi besar menaikkan suku bunga acuannya kembali. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Indeks inflasi AS pada Agustus 2022 tercatat naik sebanyak 0,1 persen menjadi 8,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), pada Selasa (13/9/2022).

Angka ini meleset lebih tinggi dari prediksi ekonom yang disurvei oleh Dow Jones, dimana sebelumnya mereka memperkirakan bahwa inflasi bulanan AS akan turun sebesar 0,1 persen.




Meski jumlah inflasi di bulan Agustus yang dirilis Biro Statistik Tenaga Kerja AS tidak sesuai dengan ekspektasi para ekonom, namun angka ini jauh lebih landai apabila dibandingkan dengan indeks inflasi di bulan Juli yang saat itu dipatok 9,1 persen.

Baca juga: Menkeu AS: Penurunan Harga Bensin Dorong Inflasi AS Lebih Lanjut

Melesatnya laju pertumbuhan harga konsumen di AS terjadi karena penurunan biaya energi gagal untuk menstabilkan harga jasa dan makanan yang saat ini tengah melesat di rekor tertinggi.

Dengan biaya makanan meningkat 11,4 persen, sementara indeks jasa di AS melesat 0,6 persen dari tahun 2021 lalu.

Lonjakan serupa juga terjadi pada biaya properti dan tempat tinggal yang terpantau naik 0,7 persen dari bulan Juli dan 6,2 persen dari tahun lalu.

BERITA TERKAIT

Walau data tenaga kerja di Amerika menunjukan penguatan, namun sayangnya hal tersebut belum cukup mampu meredakan kontraksi ekonomi di AS.

Bahkan Bloomberg mencatat bahwa pertumbuhan inflasi terus mengikis kenaikan upah pekerja Amerika.

Sebuah laporan terpisah yang dirilis pada Selasa menunjukkan pendapatan per jam rata-rata buruh di AS turun 2,8 persen dari tahun sebelumnya, melanjutkan serangkaian penurunan yang stabil sejak April lalu.

Kenaikan inflasi tentunya akan menjadi dorongan bagi the Fed untuk memperketat kebijakan moneternya dengan mengerek naik suku bunga besar di pertemuan Federal Open Market Committee pada pekan depan, tepatnya di tanggal 20 – 21 September nanti.

Baca juga: The Fed Beri Sinyal Kenaikan Suku Bunga Lagi Meski Inflasi AS Turun Jadi 8,5 Persen

"The Fed pasti akan menaikkan suku secara agresif minggu depan, kemungkinan sebesar 75 basis poin," kata Sal Guatieri, ekonom senior di BMO Capital Markets, Toronto AS.

Meski The Fed belum memberikan pernyataan resmi terkait berapa banyak jumlah suku bunga yang akan dikerek pada bulan ini, namun bila ditarik mundur Ketua Fed Jerome Powell pernah memberikan isyarat hawkish sebanyak 75 bps demi mencapai kestabilan harga di Amerika,.

"Tidak ada keraguan sama sekali tentang 75 , mereka pasti akan menarik suku bunga sebanyak 75 bps. Kemudian mereka akan melangkah kembali ke 50 bps pada bulan November," jelas Jay Bryson, kepala ekonom di Wells Fargo & Co.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas