Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rupiah Masih Berpotensi Melemah Terhadap Dolar AS, Pengamat Pasar Uang: Pekan Ini Dekati Rp15.400

Pelemahan rupiah terdampak sentimen negatif laju inflasi pada September 2022 sebesar 1,17 persen.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Rupiah Masih Berpotensi Melemah Terhadap Dolar AS, Pengamat Pasar Uang: Pekan Ini Dekati Rp15.400
Tribunnews/JEPRIMA
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Masagung Money Changer, Jakarta Pusat. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu (4/10/2022) masih berpotensi mengalami pelemahan.

Sebagai informasi, sebelumnya pada Senin (3/10/2022) nilai tukar rupiah telah menembus Rp15.300 per dolar Amerika Serikat (AS).

Pengamat Pasar Keuangan Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah terdampak sentimen negatif laju inflasi pada September 2022 sebesar 1,17 persen (month-to-month/mtm) dan secara tahunan menembus 5,95 persen (year to year/yoy).

Hal ini kemudian menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan.

Baca juga: Makin Melemah, Nilai Tukar Rupiah Bergerak ke Level Rp 15.300 per Dolar AS

"Walaupun inflasi masih di bawah ekspektasi para analis, namun hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah untuk menjaga transmisi harga energi dan komoditas," papar Ibrahim dalam analisanya, (3/10/2022).

Sebagaimana diketahui, pada Agustus 2022, inflasi nasional telah mencapai 4,69 persen.

Berita Rekomendasi

Angka tersebut sudah mengalami penurunan, tetapi sumbangan terbesarnya tetap berasal dari kelompok harga pangan bergejolak (volatile foods), kemudian juga dari proses transmisi dari harga-harga energi yang masuk ke dalam harga kelompok barang yang ditentukan pemerintah (administered price).

Kemudian, inflasi yang terus tinggi juga terjadi di negara-negara maju, dan pemerintah setempat melakukan gerak cepat untuk menormalisasi dengan kebijakan moneter.

Hal tersebut pada akhirnya menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan global, dan indeks dolar AS semakin menguat.

Ke depannya, lanjut Ibrahim, tekanan inflasi masih terus berlanjut, harga pangan dan energi masih terus mengalami peningkatan, dan disrupsi dari pasokan juga terus terjadi sehingga risiko untuk inflasi nasional masih berada di atas 4 persen di 2022 dan 2023.

Dengan adanya faktor tersebut, Ibrahim mengatakan bahwa pelemahan nilai tukar mata uang Garuda masih berpotensi melemah ke arah 15.400.

"Siap-siap, rupiah di Minggu ini mendekati Rp15.400," papar Ibrahim.

"Untuk perdagangan besok (Selasa), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.290 hingga Rp15.370," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas