Indonesia Tak Masuk Daftar Pasien IMF, Menko Luhut: Kita Tidak Boleh Jumawa
Menurut Luhut, hingga saat ini kondisi ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh dan bertahan setelah Pandemi Covid-19, dan berhasil dikendalikan.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan Indonesia tidak termasuk ke dalam daftar 28 negara yang tengah mengantre menjadi pasien IMF untuk bisa mendapatkan bantuan.
Menurut Luhut, hingga saat ini kondisi ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh dan bertahan setelah Pandemi Covid-19, dan berhasil dikendalikan.
Sebagai informasi, 28 negara yang dimaksud menjadi pasien IMF ini dikarenakan perekonomiannya tidak mampu pulih dari tekanan dari dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China sejak 2018.
Baca juga: IMF Prediksi Dua Negara G7 Ini Masuk Jurang Resesi di 2023
Kemudian, 28 negara ini kembali tertekan efek adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan perekonomian terkontraksi.
Dan tekanan tersebut kembali bertambah, setelah meledaknya perang senjata antara Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan krisis energi dan pangan dunia.
"Kita beruntung. Sekali lagi, ekonomi kita pada posisi yg sangat baik. Tapi, anything could happen, kalo kita juga tidak hati-hati," ucap Luhut dalam acara Investor Daily Summit di Jakarta, Rabu (12/10/2022).
"Jadi saya senang sekali bahwa kami kompak sekali menghadapi itu. Kemarin Ibu Menteri Keuangan sudah menyampaikan bahwa sudah ada 28 negara yang antre (menjadi pasien) masuk di IMF," sambungnya.
Meskipun demikian, Luhut mewanti-wanti agar Indonesia tetap waspada dengan kondisi ketidakpastian di global.
Diketahui, sinyal ekonomi global bakal menghadapi resesi di 2023 semakin terlihat.
Baca juga: Presiden Partai Buruh Yakini Indonesia Bakal Bertahan Hadapi Resesi 2023, Ini Faktornya
Tanda-tanda tersebut terlihat dari menurunnya kinerja perekonomian di sejumlah negara maju. Mulai dari China, Amerika Serikat, Jerman, hingga Inggris.
Untuk itu, Luhut memastikan Pemerintah sedang menyiapkan strategi dan berbagai upaya untuk menangkal dampak negatif dari ancaman resesi global.
"Kita jauh dari itu (seperti 28 negara yang mengantri di IMF) kita mungkin salah satu negara yang terbaik pada hari ini. Tapi sekali lagi, kita tidak boleh jumawa di situ. Karena apa saja dalam 6 bulan ini bisa terjadi," pungkas Luhut.