Menkeu Baru Inggris Bertekad Raih Kembali Kepercayaan Pasar Keuangan
investor telah menjual obligasi pemerintah Inggris secara besar-besaran sejak 23 September, ketika Kwarteng mengumumkan serangkaian pemotongan pajak
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Menteri Keuangan baru Inggris Jeremy Hunt berjanji untuk memenangkan kembali kredibilitas ekonomi Inggris dengan memperhitungkan setiap sen pajak dan rencana pengeluaran pemerintah.
Perdana Menteri Inggris Liz Truss menunjuk Hunt pada Jumat (14/10/2022), untuk menduduki posisi sebagai Menteri Keuangan Inggris menggantikan Kwasi Kwarteng.
Melansir dari Reuters, investor telah menjual obligasi pemerintah Inggris secara besar-besaran sejak 23 September, ketika Kwarteng mengumumkan serangkaian pemotongan pajak.
Baca juga: Liz Truss Gantikan Boris Johnson, Dmitry Medvedev: Muncul Lagi Orang Aneh Lainnya
Efek dari langkah tersebut memaksa Bank of England (BoE) melakukan intervensi darurat untuk melindungi dana pensiun dan menaikkan biaya hipotek, sehingga menambah tekanan pada keuangan warga Inggris.
"Tidak ada pemerintah yang bisa mengendalikan pasar. Tidak ada Kanselir yang berusaha melakukan itu," kata Hunt dalam sebuah wawancara yang disiarkan hari ini, Minggu (16/10/2022).
Menkeu baru Inggris ini menegaskan komitmennya dalam memperhitungkan setiap sen pajak dan rencana pengeluaran pemerintah Inggris.
"Ada satu hal yang dapat kita lakukan dan itulah yang akan saya lakukan, yaitu menunjukkan kepada pasar, dunia, bahkan orang-orang yang menonton di rumah, bahwa kita dapat memperhitungkan dengan baik setiap sen pajak dan rencana pengeluaran kita," tambahnya.
Ekonomi Inggris berisiko jatuh ke dalam resesi, ketika BoE menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi yang melonjak.
Gubernur BoE Andrew Bailey mengatakan pada Sabtu (15/10/2022), dia berpikir kenaikan besar dalam suku bunga akan "diperlukan" pada awal November.
Truss, yang memenangkan kepemimpinan Partai Konservatif hampir sebulan yang lalu setelah dia berjanji memangkas pajak, memecat Kwarteng pada Jumat dan menghapus "bagian-bagian penting" dari program yang mereka sepakati bersama.
Baca juga: Liz Truss Gantikan Boris Johnson, Dmitry Medvedev: Muncul Lagi Orang Aneh Lainnya
Langkah Inggris dalam mengatasi gejolak ekonomi telah menjadi sorotan dunia. Bahkan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengkritik rencana ekonomi Truss sebagai sebuah kesalahan.
"Saya pikir gagasan pemotongan pajak pada orang super kaya pada saat - lagi pula, saya hanya berpikir - saya tidak setuju dengan kebijakan tersebut, tetapi terserah Inggris Raya untuk membuat penilaian itu, bukan saya," ujar Biden.
Sementara itu, Hunt mengatakan akan melangkah lebih jauh termasuk memaksakan kontrol pengeluaran yang lebih ketat dan beberapa kenaikan pajak.
"Saya akan meminta setiap departemen pemerintah untuk menemukan penghematan efisiensi lebih lanjut," katanya.
Baca juga: PM Inggris Liz Truss Mulai Memilih Susunan Kabinetnya, Ini Nama-nama yang Masuk, Bertahan dan Keluar
Hunt menambahkan, dia ingin mempertahankan pemotongan pajak lain yang telah dijanjikan pemerintah. Dia juga mengungkapkan tidak ingin "mengesampingkan apa pun dalam upaya untuk menyeimbangkan" keuangan Inggris.
Rincian mengenai langkah-langkahnya akan diungkapkan pada 31 Oktober. Menurut laporan dari The Sunday Times mengatakan Hunt kemungkinan akan menunda rencana pemotongan tarif dasar pajak penghasilan.
Departemen Keuangan Inggris menolak mengomentari laporan tersebut.
Saat ditanya apakah menurutnya pasar keuangan akan percaya pada rencana dan langkah-langkahnya, Hunt mengatakan, "Yah, saya pikir, Anda tahu, untuk orang yang memperdagangkan pasar, tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata."