Harga Kedelai Diperkirakan Turun November dan Desember Ini
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memperkirakan harga kedelai turun pada November dan Desember ini.
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memperkirakan harga kedelai turun pada November dan Desember ini.
Penurunan harga kedelai tersebut lantaran impor kedelai yang kembali dilakukan oleh Bulog atas perintah dari Presiden.
“Ini juga sudah kita undang beberapa pelaku usaha kedelai supaya bisa bantu mengenai kenaikan harga hari ini yang dibentuk 2 - 3 bulan lalu. Harusnya November - Desember ini harga sudah turun,” kata Arief di di Pasar Induk Beras Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Senin (7/11/2022).
Keputusan impor ini datang dari sistem yang dimiliki oleh Bapanas. Sistem tersebut memungkinkan mereka mendapatkan peringatan lebih dini mengenai stok kedelai.
“Dalam pragnosa kita, stok kedelai itu sampai dengan pertengahan November. Jadi, dari early warning sistem milik kami, kemudian mengambil dari Inatrade, kita monitor berapa realisasi impor dan berapa stok yang ada saat ini,” ujar Arief,
Baca juga: Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Ungkap Penyebab Harga Kedelai Naik
Hal serupa dikatakan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas). Ia menyebut harga kedelai akan turun pada Desember setelah Bulog mengimpor lagi.
Menurut dia, tingginya harga kedelai saat ini disebabkan oleh kedelai yang dibeli pada Juli hingga Agustus.
Harga kedelai saat ini berada pada kisaran Rp 13.000.
Baca juga: Harga Lebih Tinggi, Petani Kedelai Kulonprogro Sambut Baik Pembelian Langsung oleh FKS Multi Agro
“Kita sudah rapat terbatas bersama Presiden. Beliau perintahkan Bulog impor kedelai lagi. Besarannya 50 ribu plus 300 ribu jadi 350 ribu ton."
"Ada subsidi. Jadi 350 ribu itu mungkin harga belinya bulog itu Rp 11.000 - Rp 12.000, tapi akan dijual Rp 10.000,” kata Zulhas.
Alasan penurunan harga baru bisa dinikmati pada Desember adalah jarak impor yang jauh.
Maka dari itu, harga Rp 10.000 itu baru bisa dinikmati pada akhir 2022. “Kalau belinya sekarang, tambah 40 hari. Karena datangnya jauh. Ambilnya jauh,” ujarnya.