Mulai Terjadi Pergeseran, Pencari Rumah Kini Didominasi Generasi Muda Mulai Usia 18 Tahun
rumah tapak masih menjadi tipe properti yang paling diincar oleh para pencari properti, dengan persentase 80 persen.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang 2022, suplai dan harga rumah tapak sekunder secara nasional mengalami pertumbuhan.
Berdasarkan data 99 Group, pertumbuhan suplai sebesar 30,1 persen dan pertumbuhan harga tercatat sebesar 2,4 persen secara tahunan.
Data internal 99 Group mencatat pencarian properti di portal Rumah123.com, dan 99.co rata-rata per bulan sebanyak 34 juta, bertumbuh dibandingkan dengan 2021.
Baca juga: Merebaknya Kasus Covid-19 di China Telah Menekan Harga Properti Baru Negeri Tirai Bambu
"Data tersebut mencatat bahwa mayoritas pencari properti di platform 99 Group juga melihat fitur simulasi cicilan KPR, selain mencari properti terbaik untuk mereka, pencari properti juga dapat mengukur kemampuan keuangan dalam mencicil KPR," kata CEO 99 Group Indonesia Wasudewan dalam keterangannya, Jumat (20/1/2023).
Ia menyebut, porsi penambahan ini merupakan sinyal positif akan pemulihan pasar dengan meningkatnya permintaan dari konsumen.
Dari sisi demografi pencari properti tersebut, hampir 51 persennya adalah laki-laki dan 49 persennya adalah perempuan.
Tren pergeseran usia konsumen juga tampak dengan dominasi pencari properti generasi muda.
Pencari properti berumur 18-24 tahun berkontribusi sebesar 22 persen, sementara pencari properti berumur 25-34 tahun berkontribusi sebesar 26,4 persen.
Baca juga: OK Bank Garap Pembiayaan Konsumer untuk Renovasi Properti
Fakta menarik ini menandai peningkatan kesadaran akan pentingnya kepemilikan properti oleh generasi muda yang terus bertumbuh.
Gen Z, Gen Y sangat terkait dengan teknologi, tapi saat di lapangan, pemangku kepentingan saat melakukan edukasi tidak melakukan hal tersebut.
"Generasi muda 60 persen life stage-nya sudah digital, tapi justru informasi yang tersedia secara digital terkait properti malah sangat minimal. Sehingga ada gap, dan menjadi tantangan terbesar. 99 Group sebagai media, mencoba menjembatani gap tersebut," paparnya
Sementara itu, rumah tapak masih menjadi tipe properti yang paling diincar oleh para pencari properti, dengan persentase 80 persen.
Berdasarkan preferensi harga yang dicari, properti dengan harga di bawah Rp400 juta mendominasi sebesar 23,1 persen, diikuti oleh rumah dengan harga Rp1 miliar hingga Rp2 miliar sebesar 20 persen.
"Tapi jika dilihat berdasarkan perubahan proporsi sejak 2021, terdapat peningkatan proporsi pada properti dengan harga yang lebih tinggi Rp1 miliar," ungkapnya.
Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Agus Fadjar Setiawan menyampaikan, pertumbuhan indeks harga properti residensial Indonesia, relatif rendah dan stabil jika dibandingkan negara lain.
"Bank BUMN dan bank swasta masih mempertahankan bunga KPR dalam level yang rendah, meskipun bunga acuan terus meningkat, karena likuiditas perbankan yang secara umum masih bagus," jelasnya.
Bank Indonesia berharap dengan adanya kebijakan strategis seperti pelonggaran rasio LTV, sektor properti dapat berkembang dan turut berkontribusi mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.