Tren Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia Masih Berlanjut di 2023, Ekonom Beberkan Dampaknya
Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih terus berlanjut memasuki tahun 2023. Terbaru, adanya keputusan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen.
Pengamat Ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, hal tersebut akan berdampak luas.
Efek domino ini diawali dengan kenaikkan suku bunga pinjaman, di mana perbankan bakal lebih cepat menyesuaikan suku bunga kredit.
"Dampaknya yang pertama adalah pelemahan di kredit, baik kredit konsumsi ataupun kredit modal kerja. Ini karena para pelaku usaha tidak semua siap menghadapi tambahan biaya pinjaman," ucap Bhima kepada Tribunnews, Kamis (19/1/2022).
Baca juga: Tercekik Kenaikan Suku Bunga, Credit Suisse PHK 10 Persen Staf di Eropa
Kemudian dari sisi konsumen rumah tangga, lanjut Bhima, efek naiknya bunga pinjaman mempengaruhi keputusan konsumen atau minat masyarakat untuk berbelanja.
Hal ini tentunya berpotensi memberikan dampak terhadap kinerja kredit seperti kendaraan bermotor, perlengkapan rumah tangga, ataupun pembelian rumah melalui skema KPR.
Terlebih, hampir 70 persen pembelian rumah di Tanah Air menggunakan skema KPR.
"Dengan demikian, efeknya berpotensi mengganggu pemulihan ekonomi. Karena kenaikan suku bunga yang cukup agresif di satu sisi inflasi masih tinggi," paparnya.
Oleh karena itu, menurut Bhima, BI dan pemerintah perlu memitigasi dampak kenaikkan suku bunga yang masih agresif.
"Jadi harus ada kebijakan mitigatif untuk mendorong daya beli dan mendorong atau menstimulus sektor yang akan terdampak langsung misalnya industri yang beban utangnya cukup tinggi atau di sektor properti atau kendaraan bermotor, perlengkapan rumah tangga, dan retail," jelas Bhima.
"Karena sayang sekali momentumnya sedang pemulihan ekonomi, jangan sampai naiknya suku bunga ini akan jadi momok dan membuat ekonomi melambat," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 Januari 2023.
"Rapat Dewan Gubernur Indonesia pada tanggal 18 dan 19 Januari 2023 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 50 sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen," ucap Perry dalam konferensi pers Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/1/2023).
Ia melanjutkan, untuk suku bunga Deposit Facility juga naik 25 basis poin menjadi 5 persen. Dan suku bunga Lending Facility naik 25 basis poin menjadi 6,5 persen.
Baca juga: Suku Bunga Obligasi Jepang Naik Jadi 0,545 Persen, Pertama Kali Dalam 7 Tahun 7 Bulan Terakhir
Lanjut Perry, keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga ini sebagai langkah front loaded, preemptive dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 3 persen plus minus 1 persen pada paruh pertama tahun 2023.
"Kenaikkan suku bunga yang lebih terukur merupakan langkah lanjutan dalam memastikan terus berlanjutnya menurunkan ekspektasi inflasi ke depan," papar Perry.
"BI meyakini kenaikan 225 basis poin secara akumulasi sejak agustus sejak 2022 menjadi 5,75 untuk memastikan inflasi inti di kisaran 3±1 persen pada semester I-2023. Dan inflasi indeks harga konsumen (IHK) kembali ke sasaran 3±1 persen pada semester II-2023," pungkas Perry.