Industri Perbankan AS dan Eropa Diterpa Krisis, Bank Sentral Didesak Gerak Cepat Lakukan Intervensi
Bank Sentral Eropa (ECB) maupun The Fed terus menaikkan suku bunga selama dua minggu terakhir.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Tetapi para investor khawatir bank run atau penarikan dana besar-besaran lainnya dapat meletus jika orang percaya bahwa regulator AS atau Eropa tidak akan melindungi para deposan.
"Situasinya tetap cair tetapi kami cenderung berpikir jalan keluar dari masalah ini dapat dikoordinasikan dengan tindakan bank sentral untuk meningkatkan kepercayaan pada sistem," kata seorang manajer mitra dan portofolio di TwentyFour Asset Management, Felipe Villarroel.
"Masalah dengan bank-bank Eropa dan bank-bank besar AS saat ini adalah kepercayaan. Itu bukan modal," imbuhnya.
Menurut Villarroel, para nasabah khawatir runtuhnya bank-bank AS akan menyebar ke bank lain, sehingga mereka mulai berpikir apakah "harus mengeluarkan simpanan atau menjual saham bank mereka atau tidak."
Regulator AS mengatakan pada pekan lalu sistem perbankan tetap 'sehat dan tangguh', sebuah pernyataan yang dianggap sebagai upaya untuk menenangkan kegelisahan pasar keuangan dan deposan bank.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan dia siap untuk mengulangi tindakan yang diambil untuk Silicon Valley dan Signature Bank untuk melindungi simpanan bank yang tidak diasuransikan jika kegagalan mengancam lebih banyak simpanan nasabah.
Namun, simpanan di bank-bank kecil AS turun menuju rekor terbesar menyusul runtuhnya Silicon Valley Bank pada 10 Maret, menurut data The Fed yang terbit pada Jumat.
Baca juga: Praktisi Pasar Modal: Perbankan RI Cukup Kebal Hadapi Krisis Sektor Keuangan di AS dan Eropa
Sementara itu, keseluruhan simpanan di sektor perbankan telah turun hampir 600 miliar dolar AS sejak The Fed mulai menaikkan suku bunga pada tahun lalu.
Angka ini menjadi aliran keluar simpanan terbesar di sektor perbankan yang pernah tercatat, kata kepala ekonom di Apollo Global Management, Torsten Slok.
"Risiko jangka pendek untuk bank dikombinasikan dengan ketidakpastian tentang aliran keluar simpanan, biaya pendanaan bank, turbulensi harga aset, dan masalah peraturan, semuanya memperdebatkan kondisi pinjaman yang lebih ketat dan pertumbuhan kredit bank yang lebih lambat selama kuartal mendatang," ujar Slok.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.