Krisis Ekonomi, Warga Pakistan Kelaparan Selama Ramadan, Sudah Ada Lusinan yang Meninggal
Di ibu kota Pakistan, Islamabad, ratusan orang mengantre untuk mendapatkan sekantung tepung gratis di pusat distribusi pemerintah selama bulan puasa
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Indeks harga konsumen (CPI) Pakistan naik ke rekor 35 persen secara yaer-on-year pada Maret, menurut data resmi Pemerintah Pakistan.
Angka inflasi pada Maret melampaui angka inflasi bulan sebelumnya sebesar 31,5 persen, kata biro statistik negara itu, karena harga-harga makanan, minuman, dan transportasi melonjak hingga 50 persen dibandingkan tahun lalu.
Harga-harga bahan pokok seperti tepung, bahan makanan pokok Pakistan, naik dua kali lipat dalam setahun terakhir, menurut biro tersebut.
Baca juga: Pemerintah Arab Saudi Ajak Umat Muslim Pantau Hilal Idul Fitri Kamis Esok, 20 April 2023
Pemimpin oposisi dan mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menyebut kebijakan distribusi tepung pemerintah "tidak berkelanjutan" dan "mempermalukan rakyat".
Meskipun Pakistan telah bolak-balik dari berbagai krisis dalam beberapa tahun terakhir, kesulitan ekonomi saat ini sangat akut. Ada ketidakpuasan dan keputusasaan yang meluas di negara tersebut.
Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Gallup & Gilani Pakistan, hanya kurang dari tiga perempat dari 2.000 responden berpendapat situasi ekonomi negara ini semakin memburuk selama enam bulan terakhir.
Ammar Khan, seorang peneliti senior nonresiden di Atlantic Council, sebuah think tank di Washington, mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan merajalelanya inflasi makanan.
Pertama karena melonjaknya harga-harga biji-bijian global akibat perang di Ukraina dan rekor penurunan nilai rupee terhadap dollar Amerika Serikat yang membuat impor menjadi lebih mahal.
Baca juga: Gempa Afghanistan-Pakistan, Penduduk Kashmir Bergegas Keluar Rumah, Akui Trauma Gempa 2005
Khan menambahkan, kekurangan impor dasar seperti pakan ternak dan bahan-bahan mentah lainnya yang penting untuk produksi pangan berkontribusi lebih jauh pada krisis pangan dan kelaparan yang meluas.
Ia mengatakan, solusi yang mungkin untuk krisis pangan ini memerlukan kesepakatan yang sukses dengan IMF, yang akan memungkinkan akses ke pendanaan dalam dolar AS dan membantu lebih banyak impor mengalir kembali.
Penyelundupan Bahan Pangan yang Merajalela
Penyelundupan juga berkontribusi terhadap kekurangan pangan.
Seorang analis ketahanan pangan yang berbasis di Karachi, Adil Mansoor, mengatakan bahan makanan pokok seperti tepung ditimbun di Pakistan dan diselundupkan melintasi perbatasan Afghanistan yang dijaga ketat di bagian utara negara ini untuk dijual dengan harga yang lebih tinggi di Asia Tengah.
Menteri Dalam Negeri Pakistan Rana Sanaullah menegaskan kembali "tekad" pemerintah untuk mengambil "tindakan tegas" terhadap elemen-elemen yang terlibat dalam penyelundupan.