Mustika Ratu Maksimalkan Cabang di Malaysia untuk Bidik Pasar Negara Muslim
Malaysia dilihat sebagai loncatan yang memudahkan perseroan mempenetrasi negara-negara bidikan.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) tengah memaksimalkan anak perusahaan mereka di Malaysia.
Hal itu sebagai upaya MRAT mengekspansi pasarnya ke negara-negara muslim.
Presiden Direktur MRAT Bingar Egidius Situmorang mengatakan, Malaysia dilihat sebagai loncatan yang memudahkan perseroan mempenetrasi negara-negara bidikan.
Baca juga: Kuartal I 2023, Produk Kosmetik Mustika Ratu Alami Pertumbuhan Penjualan 11 Persen
"Jadi, kita maksimalkan masuk ke negara-negara lain dengan menggunakan Malaysia sebagai hub halal products kita," katanya dalam acara public expose secara virtual, Jumat (30/6/2023).
"Negara seperti di Asia Tengah, Pakistan, Sri Lanka, Bangladesh, dan lainnya bahkan Inggris Raya, melalui Malaysia kita lihat sebagai loncatan yang memudahkan kita untuk mempenetrasi negara-negara tersebut," lanjutnya.
Bingar kemudian mengatakan bahwa cabang di Malaysia juga akan dimanfaatkan lebih masif lagi karena alasan optimalisasi logistik.
Ia menyebut Perseroan ingin memanfaatkan jejaring supply chain.
"Kita melihat Singapura dan Malaysia. Mereka kan sangat berdekatan, sehingga bisa memanfaatkan jejaring supply chain untuk masuk ke beberapa negara lain itu lebih mudah," ujarnya.
Selain kemudahan logisitik, ongkos juga akan lebih murah dibanding harus mengirim dari Jakarta.
Sebab, jika mengirimkan barang dalam volume yang kecil dari Jakarta, harganya akan lebih mahal.
"Ongkosnya itu lebih terjangkau, lebih efisien, dibanding volume lebih kecil kirim langsung dari Jakarta port," katanya.
Maka dari itu, Bingar mengungkap rencananya, di mana Perseroan mengirimkan jumlah besar ke Malaysia, sekalian di dalamnya untuk kebutuhan negara tersebut.
Baru beberapa dari itu dikirimkan lagi ke negara lain dalam volume lebih kecil bersamaan dengan produk dari perusahaan lain.
"Jadi, kita mau maksimalkan di Malaysia, bisa kirim dalam jumlah yang lebih besar, juga untuk memenuhi kebutuhan Malaysia maupun Singapura," ujar Bingar.
"Lalu, untuk pengiriman atau logistik ke negara-negara yang volumenya relatif masih kecil karena masih dalam pengembangan itu digabungkan dengan pengiriman produk-produk dari perusahaan lain melalui port Singapura yang sangat dekat dengan Malaysia," lanjutnya.
Menurut Bingar, itu akan sangat memudahkan Perseroan memaksimalkan peluang-peluang penjajakan dengan negera lain.
Perseroan pun juga tak akan tertekan biaya pengiriman internasional yang saat ini dikatakan Bingar sedang cukup mahal.