Asing Ramai-ramai Borong Saham Sektor Keuangan, Ini Rekomendasi Analis
Pekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di posisi menguat sebesar 0,3 persen.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Sementara itu, inflasi inti juga diprediksi akan turun menjadi 2,64 persen secara tahunan dari sebelumnya 2,66 persen.
Sentimen domestik terakhir yang perlu diperhatikan yakni data cadangan devisa, di mana pada Mei lalu mengalami penurunan dari 144,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) menjadi 139,3 miliar dolar AS karena adanya pembayaran utang pemerintah.
"Meskipun turun, cadangan devisa tersebut dinilai Bank Indonesia masih tinggi seiring kecukupannya untuk membiayai impor selama 6 bulan, dua kali lipat dari standar kecupukan international selama tiga bulan," ujarnya.
Sementara itu, sentimen eksternal yang perlu diperhatikan yakni FOMC minutes atau pertemuan Bank Sentral AS (The Fed), non-farm payrolls, dan perkembangan harga komoditas.
"Pada pertemuan bulan lalu, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25 persen. Namun, memberikan sinyal adanya kemungkinan tambahan kenaikan suku bunga sebanyak dua kali masing-masing 25 bps," kata Mino.
Dia menambahkan, dalam testimoninya Gubernur The Fed kembali menegaskan bahwa usaha untuk menekan angka inflasi ke kisaran dua persen masih jauh dari kata selesai.
The Fed juga tidak menutup kemungkinan hanya akan menahan suku bunga, jika angka inflasi lebih baik dari perkiraan atau tergantung data ekonomi.
Selanjutnya dijelaskan Mino, non-farm payrolls Juni diprediksi akan bertambah sebanyak 225 ribu, lebih rendah dari penambahan bulan sebelumnya sebanyak 339 ribu.
"Dengan penambahan tersebut, diharapkan angka tingkat pengangguran tidak mengalami perubahan yaitu berada di level 3,7 persen. Sementara itu, upah per jam pertumbuhannya diprediksi akan melambat menjadi 4,2 persen dari sebelumnya 4,3 persen," pungkasnya.